Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hujan Seharian, Banyak Makan Banyak Pengeluaran

6 Desember 2020   18:38 Diperbarui: 6 Desember 2020   18:55 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hujan seharian. Dokpri

Sedari pagi hingga sore ini, hujan belum reda juga. Hampir seharian kota Brebes dan sekitarnya diguyur hujan. Padahal hari ini adalah ahir pekan, namun karena hujan hampir seharian, ditambah kondisi pandemi serta kasus positif Covid 19 yang kian bermunculan, akhirnya banyak warga yang mengurungkan beragam agenda dan kegiatan, lebih baik diam dirumah saja, sembari menyantap aneka makanan.

Pasar Induk Brebes pun tampak sepi, banyak pedagang yang tak menjajakan dagangannya. Bahu jalan yang biasanya rapat oleh pedagang dan parkiran, pagi tadi tampak senggang. Suasana jual beli pun agak lengang. Jalanan yang diguyur hujan pun sepi pengendara. Begitu juga pusat perbelanjaan seperti supermarket, mall tampak sepi. Hujan mengurung sebagian kita, enggan ke luar rumah, apalagi di masa pandemi.

Mengurung diri di rumah saja, ternyata bukan berarti tanpa resiko. Apalagi diselimuti gerimis hujan seharian. Membuat suasana perut selalu keroncongan, badan dingin selalu butuh minuman penghangat badan. Tegasnya, ya seharian dirumah, keluarga kami sudah menghabiskan beraneka macam makanan dan minuman.

Jika dihitung sedari pagi, entah sudah berapa macam makanan yang masuk ke perut kami. Mulai pagi hari, kami sudah melahap sarapan pagi. Karena gerimis sudah menyapa sedari pagi, kami pun sarapan nasi dengan lauk, ayam goreng dan sosis. Ditambah dengan persediaan garang asem ikan bandeng.

Menu sarapan pagi. Dokpri
Menu sarapan pagi. Dokpri
Tak lama, pukul sembilan pagi, kami ngemil dengan aneka makanan ringan, seperti Snack dan jajanan ringan lainnya. Beberapa buah seperti anggur, pepaya dan mangga pun lahap kami makan. Sampai tak terasa tiba waktu duhur. Selesai shalat duhur, gerimis masih melanda. Perut kami pun masih terus belum berasa kenyang.

Jam 14 siang, datang kue cadil, pemberian teman. Kebetulan anaknya berusia 7 bulan. Dan tradisi di tempat kami, biasanya berbagi kue cadil yang kenyal, gurih dan manis. Apalagi dengan cuaca yang dingin, makan cadil satu rantam pun habis dimakan sekeluarga. Masih ditambah lagi, ngemil getuk goreng, kiriman teman kemarin.

Kue cadil. Dokpri.
Kue cadil. Dokpri.
Ternyata hingga ashar tiba, hujan belum reda, malah tambah deras. Anak-anaj kami sudah tak sabar lagi. Perutnya sudah pada terasa lapar. Tak lama saya pun pulang, membawakan nasi brekat walimahan. Dengan lahapnya kami kembali makan bersama.

Wah, betul-betul banjir makanan perut ini. Seharian hujan saja, aneka makanan sudah kami santap bersama. Bayangkan jika dihitung berapa rupiah yang telah kami habiskan untuk aneka makanan itu? Maka tak heran, bila musim penghujan sudah mulai tiba, pengeluaran keluarga pun bertambah, khususnya untuk stok makanan?

Ya, karena dengan kondisi hujan, apalagi dengan cuaca yang kurang baik, kami tak mau menanggung banyak resiko dengan keluar rumah. Lebih baik kami di rumah saja, menyiapkan stok aneka makanan keluarga, meskipun harus menambah pengeluaran.

Imam Chumedi, KBC-28

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun