Satu Hari Satu Tulisan untuk Kompasiana, Bisa!?

Menulis adalah proses kreativitas yang tidak serta-merta bisa, langsung jadi atau instan. Di dalamnya melalui proses pencairan ide, gagasan serta bagaimana cara menuangkannya ke dalam sebuah tulisan, sehingga enak dibaca, mudah dipahami serta memberi manfaat bagi para pembacanya. 

Tak hanya itu, kontinuitas untuk selalu menulis pun harus tetap dijaga dan dipertahankan. Menulis tak mengenal waktu, tak bergantung suasana atau cuaca. Tetapi menulis adalah bagian dari kebutuhan jiwa, menulis adalah separuh nafas, sehingga harus terus dan terus untuk menulis. Tiada henti, tanpa sekat tanpa batas. 

Beruntung penulis bisa berproses dan menjadi bagian dari Kompasiana. Mulai dari hanya sekedar senang menulis, asal menulis, hingga belajar banyak hal, terutama dari sisi lain sebuah tulisan. Bisa dari sang penulisnya, ide tulisannya, maupun gaya penulisannya. Di Kompasiana, begitu komplit. Bahkan akhirnya kami tergabung dalam sebuah komunitas Kompasianer Brebes. Satu sama lain saling memotivasi, mengomentari tulisan atau sekedar menyimak tulisan satu sama lain.

Uniknya, satu hal yang sangat berharga yang saya dapat di Kompasianer Brebes, yakni menjaga ritme menulis "full month" (sebulan penuh, menulis). Tiap hari saya berusaha menulis apa saja di Kompasiana. Baik artikel, opini maupun sekedar ungkapan rasa dalam bentuk bait puisi. 

Menulis setiap hari selama sebulan penuh ternyata bukanlah hal yang mudah nan gampang. Apalagi di tengah kesibukan kita masing-masing tiap harinya. Butuh kedisiplinan, bahkan harus dipaksakan untuk meluangkan waktu sejenak. Sebab bila hanya menanti waktu senggang tiba, tidaklah menjadi jaminan. Maka tiap hari harus meluangkan waktu, walau hanya sepuluh hingga dua puluh menit. Semua demi sebuah tulisan. 

Alhamdulillah, selama dua bulan ini, penulis bisa menjaga status itu, yakni sebagai penulis full month di Kompasiana. Merupakan satu kebanggaan tersendiri, bisa menjaga stabilitas dalam menulis. Terlepas dari kualitas tulisan yang dihasilkan, minimal penulis sudah bisa berusaha untuk Istiqomah, tiap hari menulis. 

Ternyata, proses yang dilalui cukup berat dan ketat. Apalagi saat kesibukan melanda, ditambah kondisi badan yang kurang fit atau cuaca yang kurang mendukung, seperti hujan lebat, listrik mati, di tengah perjalanan dan sebagainya. Sungguh bertahan untuk bisa menulis setiap hari adalah bagian dari sebuah tantangan tersendiri, khususnya bagi penulis. 

Semoga, kontinuitas menulis yang sedang dilaksanakan ini, juga berbanding lurus dengan kualitas tulisan-tulisan yang diunggah, enak dibaca, mudah dipahami dan bermanfaat bagi pembacanya. 

Imam Chumedi, KBC-28