Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tabir Kepalsuan

26 November 2020   23:42 Diperbarui: 26 November 2020   23:50 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Memudar rasaku padamu, menguap kekagumanku padamu, berhamburan, beterbangan kasih sayangku padamu, entah melayang ke mana.

Ya, saat mata kepalaku menyaksikan sendiri, kau bermain di belakangku, kau menghianatiku, kau campakkan aku. 

Selama ini aku tak percaya omongan temanku. Selama ini aku tak pedulikan nasehat orang tuaku, bahkan selama ini aku seolah buta akan kebaikanmu. 

Kau bagai dewa, penebar benih asmara. Kau hadir di saat aku terluka. Kau menjelma bak Arjuna. Memanah tepat sasaran di hatiku. Hingga aku lupa segalanya. 

Tapi kini, aku tersadar. Bahwa selama ini aku terlena, bahwa selama ini hanya pemanis, sekedar sandiwara belaka. 

Tuhan masih menyayangiku. Hingga akhirnya  membukakan tabir kepalsuan yang melekat padamu. Semua tersingkap, semua kini tampak jelas dan terang. Siapakah sebenarnya, engkau?

O, tak ubahnya musang berbulu domba. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun