Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dusta

23 November 2020   00:40 Diperbarui: 23 November 2020   01:06 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Uraian kata-katamu indah dan manis, membuai jutaan orang terhipnotis. Hingga rela mereka menghambakan diri, memuja-mencinta bahan merelakan segalanya.

Komat-kamit lidahmu begitu tajam, menghujam masuk ke relung hati, hati yang sedang dirundung duka nan kelam. Memberi secercah cahaya pada kenyataan suram.

Oh..suaramu menarik simpati. Penawar isi hati. Memelas tak menyakiti. Membuka jalan pikiran yang telah lama mati. 

Lidahmu pandai terlatih. Melontarkan pesan-pesan bak tanpa pamrih. 

Tapi, ternyata dusta...semua terbalik. Semua terungkap tak seindah kenyataannya. Pahit, busuk, tak ubahnya bualan penipu yang meringkuk. 

Sungguh ku tertipu. Sungguh kau mendusta. Semua tak nyata, hanya sandiwara. Meraup simpati dan rasa saja.

O...dusta, sudahi saja dustamu itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun