Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Tua Itu

20 November 2020   22:34 Diperbarui: 20 November 2020   22:43 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak pernah kubayangkan sebelumnya. Tak pernah terpikir olehku. Tak sedikitpun terbesit dalam benakku. Ya, tentang dirinya. Lelaki tua berbalut kain lusuh. 

Siapa kira tentang dirinya. Siapa sangka dibalik sosoknya. Kecil, hitam tak beralas kaki. Kumuh, begitu mata menatapnya. 

Siapakah yang tahu siapa ia sebenarnya? Dari mana asalnya? 

Aku hanya membisu seribu kata. Saat sang guru berkata: Itulah orang mulia. 

Otakku masih berfikir dan menerka. Kerut kening masih tak percaya. Bagai mimpi disiang bolong, orang tampak hina disebut mulia. 

O, begitu bodohnya aku, sehingga tak mengenalinya. O, butakah mata hatiku yang menatap orang hanya dari parasnya saja? 

Wahai lelaki tua, semoga aku bisa menjumpaimu kembali. Di kesempatan lain, saat kepekaan dan sudut pandangku sudah terasah. Saat ku tak lagi meremehkan siapapun, bagaimanapun bentuk dan rupanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun