Ketika menjelang bulan-bulan akhir tahun, sering kita jumpai fenomena beberapa orang door to door untuk menjual sebuah kalender. Biasanya kalender sebuah yayasan, kalender panti asuhan, kalender ormas, jamiyah atau tempat pendidikan tertentu yang sedang membutuhkan banyak biaya atau sekedar untuk promosi saja.Â
Di era serba digital, dimana aplikasi kalender pun sudah tersaji lengkap di handphone atau android, ternyata menjual kalender masih relefan untuk dilakukan. Nyatanya, banyak dilakukan oleh beberapa orang, dan laku juga.Â
Setidaknya ada beberapa alasan yang dilakukan sebuah ormas, jamiyah atau almamater tertentu dengan menjual kalender tahun baru, khususnya di bulan-bulan akhir tahun.Â
Pertama, Kalender sebagai bahan promosi termudah. Ya, karena umumnya kalender memuat gambar atau profil sebuah produk, almamater yang dengan mudah dapat dilihat dan dibaca kapan saja.Â
Kalender biasanya dipasang di tempat-tempat strategis, seperti di ruang tamu, di ruang utama, atau di tempat-tempat strategis, seperti warung makan, pos dan sebagainya. Dengan menjual kalender, berarti sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Kalender terjual, promosi pun tersampaikan dengan luas.Â
Kedua, menjual kalender baru juga dinilai sebagai salah satu sarana efektif dalam menggalang dana. Semisal sebuah yayasan pendidikan tertentu sedang membangun atau merintis pendidikan yang membutuhkan biaya banyak. Melalui penjualan kalender, bisa menambah pemasukan.
Contoh kecil saja, untuk biaya cetak sebuah kalender hanya membutuhkan biaya sebesar 15 ribu, dan bisa dijual kembali kepada anggota, jamiyah atau umum seharga 20 ribu atau bisa lebih. Jika cetaknya hingga 1000 eksemplar bahkan lebih, bisa dibayangkan hasilnya.Â
Ketiga, Kalender baru masih tetap relevan untuk dijual. Karena tak semua dari kita yang memiliki kalender baru, tahun berikutnya, di bulan-bulan akhir menjelang pergantian tahun.Â
Meskipun masih lama waktunya, terkadang ada perlunya juga memiliki kalender baru (tahun mendatang) sebelum habis tahun ini. Apalagi bagi kita yang memiliki agenda super padat, super sibuk. Bisa jadi agenda tahun depan, sudah dijadwal dari tahun ini.Â
Kalender selain sebagai salah satu lembar pengingat waktu, atau jadwal kegiatan, juga dianggap sebagai sebuah benda yang juga merupakan acessories. Ada beberapa kalender tertentu yang dibuat dan dijual secara ekslusif.Â
Kalender baru yang dijual secara umum dengan harga standar juga masih diburu masyarakat umum. Selain harganya terjangkau juga banyak manfaatnya.Â