Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kembali ke Makanan Alami, Sehat Tanpa Pengawet

3 November 2020   19:53 Diperbarui: 3 November 2020   20:08 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan rebusan kini mulai trend kembali. Dokpri

Tak bisa dipungkiri bahwa makanan di era modern sekarang ini cenderung banyak yang mengandung bahan tambahan, bahan pengawet atau bahan bahan lain yang bisa menarik perhatian maupun rasa, tetapi justru dapat membahayakan tubuh dan kesehatan baik dalam jangka sedang maupun jangka lama. 

Sebagian orang tergiur dengan aneka makanan cepat saji, serba instant mudah dibuat, dan cepat untuk bisa dinikmati. Padahal di balik semua itu, kita kadang tidak tahu betul cara dan bahan-bahan produksinya. Apakah betul-betul higienis, memenuhi standar kesehatan, atau mungkin asal memenuhi konsumsi atau permintaan pasar saja. 

Efek samping dari beragam makanan yang tak jelas bahan serta penambahan bahan-bahan pengawet tertentu, cepat atau lambat akan berpengaruh pada sistem pencernaan dan kesehatan tubuh kita. 

Maka tak heran, bela sekarang ini, kita seolah disadarkan, diingatkan kembali untuk mengkonsumsi makanan-makanan tempo dulu, yang serba alami, tanpa pengawet. Meski terkesan ndeso, tapi semua itu terbukti, menngeyangkan dan menyehatkan. 

Sebut saja seperti ubi, singkong rebus, kacang godog, pisang, jagung rebus dan beragam tanaman karbohidrat (jawa: pala Pendem) lainnya. Kini mulai trend kembali makanan-makanan ini dibtengah serbuan makanan ala barat dan kekinian. Tak hanya di pedesaan, di perkantoran dan dalam pertemuan resmi pun, makanan serba godogan kini hadir kembali. 

Lidah kita mungkin sudah bosan dengan beragam makanan modern yang justru kadang memiliki efek samping yang kurang baik. Kita diingatkan dengan makanan tempo dulu kita kecil. Kehadirannya tak hanya menjadi Klangenan semata, bahkan menjadi makanan alternatif, terutama bagi orang- orang tertentu. 

Sebut saja di kantor kecamatan Wanasari. Makanan seperti kacang,ubi, ketela, singkong, talas kini justru menjadi menu Snack tiap ada acara tertentu. Seperti pasca upacara bersama memperingati hari-hari nasional. Biasanya kami berlanjut dengan ramah tamah. Sebagai hidangannya yakni makanan rebusan dan minuman teh atau jahe yang menyegarkan. 

Dan ternyata respon dari hadirin sangat baik. Mereka mungkin sudah bosan dengan beragam Snack dus dengan aneka macam kuenya. Makanan serba godogan hadir sebagai makanan merakyat, rahat dan sehat. 

Selain merakyat, sehat, makanan serba godogan itu pun sangat mudah didapat. Harganya pun sangat terjangkau. Bisa menghemat anggaran hingga 50 persen, ketimbang harus memesan aneka kue, Snack dus yang cukup memakan banyak biaya. 

Makanan serba godogan pun dianggap cukup praktis, bisa disajikan dengan wadah apa saja. Kita tinggal menyiapkan secukupnya, jamaah, hadirin bisa dipersilahkan mengambilnya masing-masing sesuai selera dan sesuai kebutuhan. Ada yang lebih memilih satu wadah berisi ubi semua, ada yang memilih pisang rebus semua. Ada juga yang campur-campur. Semua sah-sah saja, menurut kesukaan dan selera masing-masing. 

Imam Chumedi, KBC-28

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun