Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kompasiana, Menulis Sembari Bersilaturahim

23 Oktober 2020   07:41 Diperbarui: 23 Oktober 2020   07:50 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi. Imam Chumedi.

Mengirim sebuah tulisan di Kompasiana ternyata tak hanya proses menuangkan ide, gagasan atau perasaan semata. Tetapi, secara tidak langsung dengan menulis apa saja di Kompasiana kita juga sedang menyambung tali silaturahim dengan sesama kompasianer yang jumlahnya ribuan. 

Mengapa bisa dikatakan bersilaturahim. Ya, karena menulis di Kompasiana tak sekedar mengirim tulisan semata, seperti kita berkirim tulisan ke beberapa media lain. Kompasiana menyajikan hubungan interaktif para penulisnya. Melalui sebuah tulisan, sesama warga Kompasiana akan bertegur sapa, berkirim salam kenal, salam hangat, bahkan memberikan motifasi melaui rating antar pembaca. 

Hal inilah yang penulis garis bawahi bahwa menulis di Kompasiana juga bagian dari menyambung silaturahim. Karena pada hakekatnya menyambung tali silaturahim yaitu menyambung tali kasih sayang antar sesama, tak terbatas pada latar belakang profesi, usia maupun suku, budaya, ras dan agama. 

Sesama kompasianer bahkan saling merindukan tulisan, apalagi tulisan dari beberapa senior Kompasianer yang begitu tulus dan inspiratif. Sesama Kompasianer terjalin komunikasi yang hangat. Bahkan terkumpul beberapa komunitas Kompasianer daerah atau wilayah tertentu. Hal ini menambah nilai plus dari Kompasiana. Menyatukan penulis dunia maya ke dalam wadah dunia nyata. 

Silaturahmi tak hanya saling sambung kasih sayang, tetapi ada di dalamnya saling nasehat-menasehati, mengingatkan sesama untuk selalu di jalan yang benar. Mediator Kompasiana selalu mengingatkan para penulisnya agar benar-benar menjadi "penulis yang baik" dengan segala ketentuannya. Seperti bukan plagiat, tidak mengandung unsur-unsur negatif serta menuntut kejujuran dalam pengunggahan sumber tulisan maupun ilustrasi gambar. 

Kisah serta pengalaman menulis di Kompasiana yang telah dituangkan oleh beragam Kompasianer mengisyaratkan betapa besar manfaat menulis di Kompasiana. Tak hanya pelajaran berharga seputar menulis saja, tetapi banyak pula pelajaran hidup yang bisa kita ambil dan teladani dari mereka.

Antar Kompasianer semakin akrab dan hangat melalui tulisan-tulisannya yang beragam gaya bahasa dan penyampaiannya. Masing-masing kian berkarakter dengan tulisan-tulisannya. Uniknya Kompasianer lainnya pun menghargai memuji bahkan semakin dekat mengenalnya. Semua berawal dari tulisan, bukan mengenal secara bertemu langsung di dunia nyata. 

Meski belum pernah bertemu secara langsung, namun seolah-olah melalui wadah Kompasiana, sesama Kompasianer merasa semakin dekat. Dengan membaca, memberi rating atau mengomentari sebuah tulisan, sesungguhnya sesama Kompasianer sedang menjalin silaturahim antar sesama. 

Oleh karenanya, semoga wadah silaturahim yang baik ini, mari terus kita rawat dan jaga dengan baik. Tulisan-tulisan kita akan menjadi saksi, bahwa kita pernah berproses, berteman dan bersilaturahim melalui karya tulis di Kompasiana. 

Imam Chumedi, KBC-28 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun