Sudah menjadi suatu kebiasaan saya saat bangun dari tidur, yakni segera memasak air. Kebiasaan ini sudah saya lakukan sedari kecil, dari sebelum berkeluarga, hingga kini sudah berkeluarga dan punya dua orang anak.Â
Sepintas, kebiasaan untuk memasak air, tiap kali bangun dari tidur dipandang sebagai hal sepele. Namun ternyata syarat makna dan banyak manfaatnya. Petuah ini sudah turun temurun diajarkan dan ditanamkan dalam kepribadian keluarga kami. Berlaku untuk semuanya, baik bagi anak laki-laki maupun perempuan.Â
Memasak air di pagi hari menjadi hal yang 'wajib' dilakukan di keluarga kami. Apalagi jika menilik masa kecil kami dulu. Masa di mana kami belum menikmati kemudahan memasak air dengan kompor gas atau hanya sekedar memanaskan dispenser. Ya, waktu itu kami harus berupaya memasak air dengan tungku, membuat api dari kayu bakar. Butuh usaha, butuh ketelatenan untuk membuat api saat itu.Â
Kini memasak air di pagi hari, tak usah repot-repot. Tinggal ceklek kompor gas saja. Air bersih pun sudah mudah di dapat, tinggal isi panci atau ceret dari air PDAM atau air bersih yang sudah kita beli. Air pun tinggal dimasak, bisa juga kita sambi dengan aktifitas lain, seperti mandi atau bersih-bersih rumah. Selang beberapa menit saja, air sudah masak dan bisa digunakan untuk berbagai keperluan.Â
Memasak air di waktu pagi hari sangatlah bermanfaat bagi kita dan keluarga. Kebutuhan air masak atau air panas di pagi hari sangat perlu bagi kami dan keluarga. Apalagi bagi keluarga yang masih memiliki balita atau anak kecil. Air panas di pagi hari menjadi sesuatu yang harus ada. Tidak lain guna memandikan sang buah hati.Â
Air panas di pagi hari juga menjadi sesuatu yang harus tersedia di meja makan. Seorang ibu biasanya menyajikan minuman hangat kesukaan suami dan keluarga, seperti minuman teh, kopi atau susu untuk anak-anaknya.
Air panas yang selalu ada di pagi hari, juga kami peruntukkan guna memberi pakan kepada hewan-hewan ternak peliharaan kami. Kebetulan di pekarangan rumah terdapat puluhan hewan ternak yang cukup menghasilkan. Ada ayam kampung, itik, angsa dan burung dara.Â
Tiap pagi dan sore keluarga kami menyiapkan pakan yang diaduk dengan campuran air hangat. Ada rasa lahap yang berbeda saat hewan ternak memakan pakan yang diolah dan diaduk dengan air hangat. Maka penting bagi kami memasak air di pagi hari.
Petuah untuk memasak air di pagi hari ternyata memiliki spirit tersendiri bagi kita. Dalam keadaan apa pun, meski mungkin badan masih terasa capai, mata agak mengantuk, petuah memasak air di pagi hari membangkitkan semangat untuk bergegas, menatap hari dengan berbagai aktifitas lainnya.Â
Memasak air di pagi buta menjadi pijakan untuk melangkah pada aktifitas lainnya. Jika hanya memasak air setelah bangun tidur saja malas, apalagi untuk melakukan beragam aktifitas lainnya. Maka, mulailah pagi harimu dengan memasak air.
Imam Chumedi, KBC-28