Di sekitar kita sering kita jumpai sebuah pasar dengan istilah "Pasar Ketembreng". Penamaan pasar Ketembreng tidak terlepas dari situasi dan kondisi yang ada pada pasar tersebut. Ya, "saketembrengan" saja. Yang berarti hanya satu kerumunan kecil saja dan dengan durasi yang tak lama.Â
Bila kita amati secara seksama, Pasar Ketembreng yang ada di sekitaran kita memiliki ciri khas yang hampir sama. Pertama, dari segi jumlah pedagang yang ada. Pasar Ketembreng biasanya hanya terdiri dari beberapa pedagang saja, biasanya hanya beberapa puluh pedagang, tak sampai ratusan. Pedagang yang ada, biasanya didominasi pedagang lokal, ada pula pedagang nomaden atau pedagang musiman yang sesekali hadir menjajakan dagangannya.Â
Kedua, jenis barang dagangan biasanya terbatas, tak banyak pilihan dan dalam jumlah sedikit. Jarang sekali di pasar Ketembreng dijumpai pedagang dengan partai besar atau grosir, lebih banyak dijumpai pedagang kecil, pedagang eceran.Â

Keempat, lokasi pasar Ketembreng. Umumnya pasar Ketembreng menempati lokasi yang sebenarnya bukan disediakan layaknya untuk pasar. Biasanya pasar Ketembreng muncul di pertigaan atau perempatan jalan yang bisa menarik para pembeli. Efeknya, biasanya terjadi kemacetan, ketidakteraturan parkir, karena biasanya menggunakan jalan umum.Â
Kelima, pengelolaan pasar Ketembreng. Pasar Ketembreng biasanya lahir atau muncul dari inisiatif beberapa pedagang. Sehingga biasanya tidak terfikir secara matang pengelolaannya. Bagaimana perihal keamanan, ketertiban dan keindahannya, semua dikelola secara swakelola oleh lingkungan sekitar. Apalagi mengingat lokasinya yang sebenarnya tidak layak disebut pasar, maka pengelolaannya pun seadanya. Retribusi dari pedagang baru sebatas guna pemeliharaan kebersihan.Â

Pasar Ketembreng memang unik. Dengan beragam ciri khasnya, tak terpengaruh dengan kebijakan dan kondisi yang ada. Di beberapa tempat, upaya memperbaiki pengelolaan pasar Ketembreng selalu saja mental. Seperti pemindahan lokasi pasar agar tidak menggunakan jalan umum ternyata tidak mempan. Pedagang hanya bertahan beberapa minggu saja di lokasi yang telah disediakan. Para pedagang pasar Ketembreng pun balik lagi di tempat semula, di perempatan, di pertigaan atau di tempat semula mereka berkerumun membentuk sebuah pasar.Â
Meski dengan skala pasar kecil, ternyata pasar Ketembreng juga menjadi satu pasar alternatif warga sekitar. Pasar Ketembreng meski dengan segala kekurangannya, setidaknya mendekatkan diri dengan para pembeli, ketimbang harus ke pasar Induk yang jaraknya cukup lumayan jauh.Â
Pasar Ketembreng meski singkat, namun tetap Gayeng. Apalagi di akhir pekan dan hari-hari libur. Pasar ini nampak lebih ramai dari biasanya. Pedagang luar pun berdatangan, biasanya pedagang mingguan atau pedagang keliling, seperti pedagang pakaian, pedagang mainan atau pun pedagang burung dan ikan hias.Â
Pasar Ketembreng menjadi satu tempat belanja alternatif tersendiri. Tentunya dengan berbagai pertimbangannya. Yakni berbelanjalah di pasar Ketembreng lebih pagi, tidak dengan jumlah yang banyak dan tetap waspada perihal keamanan dan kenyamanan saat berada di pasar Ketembreng.Â