Salah satu mata pencaharian masyarakat Brebes adalah petani, khususnya bertani bawang merah. Tak tanggung-tanggung, hasil produksi bawang merah Brebes sudah terkenal seantero Indonesia. Selain bentuk dan jenis bawangnya yang khas, bawang Brebes juga memiliki cita rasa tersendiri dibanding bawang merah dari daerah lain. Bawang merah Brebes lebih harum dan nikmat (baca:mresa). Pungkasnya, ingat bawang merah, ya ingat Brebes.Â
Dalam bercocok tanam bawang merah, khususnya di Brebes, ada satu aktifitas yang menarik untuk kita telisik bersama. Yakni aktifitas menanam bibit bawang merah (baca: Manja). Aktifitas ini dilakukan oleh para buruh tani perempuan dengan kepiawaiannya. Tak sembarangan orang bisa dengan mudah dan rapih dalam "Manja Bawang".Â
Untuk menanam bibit bawang pada sepetak tanah, seorang petani harus membutuhkan minimal 6-8 buruh manja bawang. Apalagi dengan luas tanah yang lebih, maka semakin banyak membutuhkan buruh manja.Â
Jika musim tanam tiba, seorang petani yang akan menanam bibit bawang, hendaknya jauh-jauh hari atau beberapa hari sebelumnya, membooking para buruh manja. Maklum, manja bawang masih dilakukan secara manual oleh petani perempuan. Sedang jumlah dan peminatnya semakin berkurang. Walhasil "tenaga buruh" semakin berkurang, seiring makin menuanya angkatan tani dahulu. Sedang, penerus atau petani muda, jarang ditemui dewasa ini.Â
Bagi para pemilik atau pengelola lahan di daerah luar selain Brebes seperti di daerah Pemalang, Batang, Wleri, Kadipaten dan lainnya, untuk menanami bibit bawang, biasanya mereka harus membooking tenaga buruh hingga puluhan petani. Para buruh manja ini, biasanya diangkut dengan truck dan bisa membutuhkan beberapa hari, karena biasanya tidak hanya satu lahan saja, tapi bisa berpindah ke tempat lain.
Manja, atau menanam bawang merah butuh kepiawaian. Menanam bawang butuh waktu beberapa jam, dan semua buruh ini dalam kondisi berendam kaki di tengah selokan. Biasanya satu baris bibit bawang merah berjarak satu jengkal jari satu sama lain.Â
Para buruh manja bawang ini biasanya sudah disiapkan sarapan pagi berupa nasi ponggol, dan akan dikirimi Snack dan minuman teh di pertengahan manja, biasanya pada jam 9. Â Bagi mereka yang sudah terbiasa melakukan kerja atau jadi buruh manja, bisa jadi pulang lebih cepat. Disamping karena kepiawaiannya juga ditunjang dengan tekstur tanah yang sudah bagus, siap tanam.Â
Untuk menunjang aktivitas manja bawang, biasanya ada satu atau dua pekerja laki-laki yang juga bertugas menyiapkan lahan. Mencangkul, menyirami dan merapikan lahan panjaan.Â
Seiring bergesernya waktu, buruh manja mulai jarang, biayanya pun cukup lumayan. Dan semua itu belum bisa tergantikan oleh tenaga mesin. Manja menjadi aktifitas urgen dalam bercocok tanam bawang merah. Banyak kisah, banyak cerita saat petani perempuan memanja bawang merah.Â
Imam Chumedi, KBC-28Â