Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Menghormati Seorang Tamu

14 September 2020   19:07 Diperbarui: 14 September 2020   19:11 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghidangkan makanan ringan untuk tamu. (Dokpri)

Menghormati atau memuliakan tamu merupakan salah satu perbuatan baik. Bahkan dalam suatu hadits Rosulullah SAW pernah bersabda: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah seorang tamu. 

Datangnya seorang tamu memberikan keberkahan tersendiri. Bahkan diyakini datangnya tamu akan membawa rizki. Maka muliakanlah tamu, seperti menyambut kedatangan suatu rezeki.

Ada beberapa acara untuk menghormati tamu yang datang ke rumah kita. Salah satunya dengan cara mempersilahkan masuk tamu yang datang, siapa pun orangnya. 

Sesegera mungkin kita juga dianjurkan untuk menyuguhkan sesuatu yang kita punya, seperti minuman, walaupun hanya segelas air putih. Syukur minuman lain seperti teh atau kopi sebagai tanda penghormatan dengan sajian lainnya semisal kue atau makanan lain. 

Seorang tamu meski yang tak kenal sekalipun, ketika kita beri segelas air, sungguh akan menjadi kenangan tersendiri. Dalam istilah jawa (nyrecep neng ati).

Apalagi ketika kita bisa memuliakan seorang tamu dengan kemampuan kita. Hal ini sungguh merupakan kemuliaan dan kebanggan tersendiri bagi seorang tamu. Alangkah senangnya.

Pesan orang tua saya, ketika ada tamu datang kerumah, apalagi sudah datangnya waktunya untuk makan, seperti makan siang atau makan sore, segera hidangkanlah makanan yang kita punya. 

Meskipun kita sendiri dalam keadaan lapar atau belum makan. Bahkan orang tua kami mencontohkan kepada kami cara memuliakan tamu, apalagi itu masih kerabat, keluarga.

Sering, kami sengaja menyembelih ayam kampung peliharaan kami, kemudian kami masak sebagai wujud penghormatan kami atas seorang tamu. Bahkan ketika hendak pulang pun, kami mencoba membawakan buah tangan, walau sekedar berapa butir telur asin dan beberapa ikat bawang merah khas daerah kami. Sungguh senangnya sang tamu, walau tak seberapa harganya. Apalagi tamu-tamu itu datang dari jauh, luar kota yang jarang kita bertemu dengannya.

Kita bisa membayangkan sendiri, jika tamu itu adalah kita sendiri, seseorang yang telah menempuh perjalanan jauh, dan tiba di sebuah rumah dengan kondisi haus dan lapar. Betapa senangnya, anadai saja kita dihidangkan sesuatu, walau hanya segelas air putih.

Sebagai bentuk usaha menghormati tamu, kita juga hendaknya tau diri dengan tamu yang kita hormati. Misal datang seorang tetangga, atau saudara kita yang sudah tua, dan kita tahu persis kondisinya, tak memiliki banyak gigi atau sudah rapuh gginya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun