Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gapura Desa, Seberapa Pentingkah?

28 Agustus 2020   04:40 Diperbarui: 28 Agustus 2020   04:50 1827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gapura desa Wangandalem Brebes. (dokpri)

Tiap memasuki sebuah desa, sering kita menjumpai sebuah gapura desa. Sebaliknya ketika kita hendak meninggalkan suatu desa, ada pula gapura yang terpampang.

Gapura dibuat dengan beragam bentuk, ukuran maupun bahannya. Semua itu sebagai pertanda bahwa kita memasuki sebuah desa dengan nama A, B dan seterusnya. Biasanya tertulis Selamat Datang, Sugeng Rawuh atau sebliknya, Selamat Jalan, Sugeng Tindak. 

Namun dibangunya sebuah gapura desa apakah hanya berfungsi sebagai penanda masuk keluar sebuah desa saja? Tentu tidak. Gapura desa selain sebagai papan nama sebuah desa juga mengartikan beberapa hal berikut:

Pertama, Gapura desa dibuat sebagai tapal batas sebuah wilayah desa tertentu. Banyak kita jumpai di beberap desa, batas-batas desa yang belum banyak diketahui warga. Apalagi sebelum adanya gapura atau gerbang desa.

Sebagai contoh kecil yakni batas antara desa kecil Wangandalem dengan desa Terlangu di kecamatan Brebes. Dahulu banyak belum mengerti batasan yang sesungguhnya.

Begitu juga batas antara desa Wangandalem dengan desa sebelahnya, Pemaron, yang terkesan menyambung tanpa batsaan yang jelas. Namun dengan adanya Gapura desa kini warga tahu batas desa yang semestinya, karena Gapura dibuat pas ditengah perbatasan.

Gapura desa Pemaron ditengah pemukiman. (dokpri)
Gapura desa Pemaron ditengah pemukiman. (dokpri)
Kedua, Gapura desa biasanya dibuat, didesaian dengan ukuran dan motif tertentu. Tentu bukan asal buat. Dengan bentuk gapura desa yang ada setidaknya sebagai sebagi bentuk simbol, karakter masyarakat pada umumnya atau mencirikan sebuah visi-misi sebuah desa. Maka tak heran anatr gapur ayang satu dengan lainnya pun terkadang beda jauh dari bentuk dan estetisnya.

Ada yang terkesan biasa, simpel. Ada pula yang terbentuk dengan elegan. Tentunya bukan karena anggaran yang digunakan untuk membangunnya, tetapi betul-betul mencirikan suatu desa.

Ketiga, Gapura desa juga sebagai suatu kebanggan tersendiri, terutama ketika kita baru saja keluar desa jauh atau dalam kurun waktu lama. Ada rasa bahagia, ketika kita sudah memasuki gapura atau gerbang desa, tanah kelahiran kita. Sebaliknya, ada rasa kehilangan, ketika kita akan pergi jauh atau lama meninggalkannya.

Imam Chumedi, KBC-28

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun