Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Berpuasa Itu Ibarat Sebuah Pertandingan Sepak Bola

27 April 2020   19:09 Diperbarui: 27 April 2020   19:01 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpuasa ibarat pertandingan sepak bola. Rasanya analogi ini tak berlebihan. Karena memang dalam beberapa hal dapat kita bandingkan kemiripan-kemiripan dari keduanya. Tentunya dalam hal yang relevan guna memotivasi ibadah puasa kita. Sehingga ketika puasa berahir, kita bisa lulus memenangi laga, dan mengangkat piala tertinggi.

Pertama, Puasa membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sebulan penuh. Seperti halnya pertandingan sepakbola yang juga memakan waktu lama. Waktu normal yaitu 90 menit. Terkadang ada yang sampai perpanjangan waktu hingga 120 menit. Maka sangat dibutuhkan stamina yang strong dan prima. Begitu juga dalam puasa, kita harus berusaha semaksimal mungkin, agar selalu sehat dan kuat dari awal hingga ahir Ramadan selesai.

Sepuluh menit awal dan sepuluh menit ahir pertandingan sepak bola adah menit-menit yang menentukan. Perumpaan dengan awal Ramadan juga menggambarkan kesiapan kaum muslimin untuk menyambut Ramadan dengan berbagai macam ibadah.

Bayangkan saja, kalau di awal Ramadan kita sudah sudah jarang taraweh, jarang tadarus, bermalas-malasan. Bagaimana di hari-hari berikutnya? Begitu juga di sepuluh hari terahir Ramadan yang merupakan hari penentuan kualitas ibadah kita. Sampai-sampai Rosulullah SAW pun "mengencangkan" ikat pinggangnya, dalam arti memperbanyak ibadahya dengan menghidupkan sepuluh malam terahir Ramadan bersama keluarganya.

Dalam pertandingan sepak bola, sepuluh menit ahir akan jadi penentu. Sering kali pada pertandingan sepak bola, di menit-menit ahir kita dikejutkan dengan berbagai kejutan. Adakalanya kesebelasan yang tadinya unggul, berbalik kalah, bahkan kebobolan beberapa gol, atau sebaliknya. Adakalanya kita dipertontonkan dengan drama serangan yang bertubi-tubi serta pertahanan extra menjaga asa kemenanangan. Inilah sejatinya detik-detik ahir Ramadan nanti.

Di awal Ramadan, layaknya sebuah kompetisi atau turnamen. Masih banyak diikuti oleh peserta. Diumpakan awal Ramadan, kita baru memasuki babak penyisihan. Namun seiring berlaganya kompetisi, Ramadan pun memasuki babak-babak selanjutnya. Babak 16 besar, basar 8 besar, semifinal dan final. Semakin berahir, Ramadan semakin ditinggalkan jamaahnya saja. Sepuluh hari terahir yang pada hakekatnya dianjurkan untuk meramaikan masjid, justru sebaliknya. Masjid, musholla sepi, tetapi pasar, supermarket lah yang rame diburu.

Oleh karena itu, untuk memotivasi pertandingan panjang ini, ada kalanya di awal-awal Ramadan ini kita tanamkan jiwa sebagai sang juara. Anggap saja, Ramadan kali ini adalah pertandingan atau turnament yang terahir kita ikuti, mungkin saja tahun depan kita tak akan menjumpainya lagi. Dengan motivasi itulah, sekiranya kita akan "ngegas" memenangkan kompetisi Ramadan ini dari awal hingga ahir Ramadan nanti. Semoga.

Imam Chumedi, KBC-028

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun