Peran serta kepedulian alumni dalam membangun almamaternya tak bisa dianggap sebelah mata. Bahkan sangatlah penting. Terbukti tak sedikit civitas, sekolah atau kampus yang justru besar karena andil yang cukup besar dari para alumninya. Hal ini juga berlaku bagi pesantren. Terkhusus "pesantren tua" di kabupaten Tegal, yakni Ponpes Ma'hadut Tholabah Babakan, Lebaksiu.
Jika merunut pada tahun berdirinya, ponpes Ma'hadut Tholabah Babakan di tahun 2019 ini sudah berumur lebih dari satu abad. Dan telah mencetak ribuan alumni yang tersebar di se-antero Indonesia. Sebagian besar dari mereka menjadi tokoh masyarakat, tokoh agama, pejabat dan pengusaha. Bahkan jika ditelisik di beberapa Kota seperti Tegal, Pemalang, Brebes, hampir bisa dipastikan sebagian besar guru ngaji, guru madrasah, da'i dan takmir masjid adalah dulunya lulusan Ponpes Babakan.Â
Namun demikian, ada ironi yang cukup memprihatinkan antara umur pondok yang sudah se abad lebih dengan soliditas alumninya. Jangankan untuk mendatangkan ribuan alumninya, sekedar mengumpulkan ratusan alumni saja, susahnya bukan kepalang. Hal ini nampak saat acara-acara besar pesantren, seperti haul masyayikh pesantren, hampir bisa dipastikan yang hadir tidak sampai ribuan alumni. Apalagi dalam pertemuan rutin alumni. Ironi.
Dirinya menyempatkan hadir di acara pertemuan rutin dwi wulan Ittihadul Mutakhorijin Ma'hadut Tholabah Babakan. Kali ini acara rutin itu digelar di kediaman H Khalim, jalan Yos Soedarso no 27 Brebes (29/09). Sedikitnya 30 alumni dari berbagai daerah hadir pada kesempatan itu.Â
Turmudzi selaku ketua alumni hanya bisa pasrah. Sudah berbagai cara diupayakan untuk mengumpulkan alumni dari berbagai angkatan, namun hasilnya belum signifikan. Ia berharap agar pertemuan rutin dwi wulan ini tetap terlaksana, apa pun yang terjadi.
Berbeda dengan Sutikno, menurut Imam Chumedi, salah seorang alumni dari Brebes, berpendapat bahwa minimnya soliditas alumni karena seolah-olah masih ada sekat antar alumni, antar angkatan. Disamping itu, minimnya komunikasi dan silaturrahim antar angkatan inilah yang harus terus digalakkan.Â
"Insya Allah, kalau komunikasi serta silaturrahim sudah terjalin dengan baik antar alumni antar angkatan, jangankan waktu, bahkan finansial pun akan mengikuti dengan sendirinya. Intinya, harus ada yang kober", tutur Imam Chumedi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H