Mohon tunggu...
Khulda Rahmatia
Khulda Rahmatia Mohon Tunggu... -

Just do any little things

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kucintai Sepenuh Dunia

24 September 2012   15:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:47 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sabtu malam, 22 september lalu. Waktu itu langit seperti biasanya, bintang dan bulan juga seperti biasanya; bersama namun berjauhan, dibalik bergulum-gulum awan. Seonggok buku-buku baru belum tersampul dengan rapi berserakan diantara kasur dan lemari. Gulingku tak ku peluk, kasurku tak ku tiduri. Aku mematung, berdiri.

Delapan hari lalu, sebelum dua puluh dua, aku peluk erat gulingku dan berlindung dalam lembut selimut merahku. Oh, andai hari ini adalah dua tahun lalu… pikirku.

Hari itu, sabtu malam itu, hilang selera makanku. Aku menganga, berharap angin masuk ke perutku agar aku kenyang. Sudah lama sekali aku malas tersenyum. Aku malas bercanda. Aku malas. Aku hanya membaca buku dengan separuh kesadaran. Itu pun dengan rasa malas. Aku melamun… melamun… melamun…

Sial! Tak ku temukan apa gerangan. Tak kutemukan jiwa membuncah. Tak jua kutemukan keteduhan. Aku merindu, bukan untuk dipeluk, bukan untuk dikecup, bukan untuk dijamah. Lamunanku tidak juga menjawab satu kegundahan pun. Sial..sial..sial..

Hai orang yang kucintai sepenuh dunia! Hai orang yang ku perhatikan melebihi akhirat! Dimana jiwamu yang selalu bisa ku peluk… dimana dadamu yang berharap peluhku… dimana lenganmu yang selalu bersandar dipundakku.. dimana…dimana…dimana….

Bukan, bukan ragamu yang ingin aku miliki. Meski seandainya ragamu bukan dipelukku akan membuatku mati, bukan ragamu yang kubutuhkan sebagai kepemilikanku. Bukan ragamu yang selalu bisa menemaniku kemana-mana yang aku butuhkan. Tapi ..tapi..tapi…

Ternyata bintang dan bulan memang selalu berdampingan. Namun selalu berjauhan. Bulan bukan untuk siang. Bintang bukan untuk senja. Ternyata orang yang kucintai ada disana, dengan sederet gigi yang mengungkapkan ia bahagia. Kupeluk jiwanya, kupeluk pikirannya, hanya dalam jarak kejauhan bintang dan bulan yang tak bisa berpelukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun