Oleh : khukma Durotul Bahiyah
Saat ini kita hidup dizaman penuh dengan perubahan atau dinamis anak muda sekarang sebagai saksi dalam perkembangan teknologi dan salah satu fenomena era society 4.0 merupakan istilah yang merujuk pada perubahan masyarakat yang disebabkan oleh perkembangan teknologi digital, terutama dalam bidang kecerdasan buatan, internet of things, big data, dan teknologi lainnya yang mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, dan kehidupan sehari-hari. Saat ini kita juga akan dihadapkan fenomena yang sangat menarik yaitu era society 5.0 dimana kita harus bisa memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup.
Ketika kita melangkah masuk ke Era Society 5.0, terlihat jelas bahwa dunia kita mengalami transformasi yang mendalam, terutama dalam hal teknologi. Dalam konteks pendidikan Islam, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan kemajuan teknologi serta kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Inilah yang mendorong perlunya transformasi model pengembangan kurikulum pendidikan Islam agar tetap efektif di era yang akan mendatang.
Lembaga pendidikan dalam menyusun dan merancang kurikulum pendidikan perlu dikembangkan secara terpadu atau selaras dengan pengetahuan umum. Tujuan penyelenggaraan pendidikan Islam mencakup pembentukan karakter, pemahaman ajaran agama, pengembangan akhlak mulia, dan pembangunan intelektual yang seimbang. Selain itu, juga bertujuan untuk mempersiapkan individu menjadi pribadi yang berkontribusi positif dalam masyarakat. Era society 5.0 yang menekankan pada hubungan masyarakat dengan teknologi pada dasarnya relevan pada tujuan lembaga pendidikan islam yang mengharap peserta didik dapat membawa manfaat sesama manusia dan seluruh alam semesta.
Diera society 5.0, model pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI), model pengembangan kurikulum yang tepat diterapkan yaitu the systematic action research models, suatu teori yang menyatakan jika kurikulum akan mengalami perubahan serta pembaharuan menyesuaikan tantangan zaman (Wahyudin 2020:184). Dalam penyusunan kurikulum dengan menggunakan Model Penelitian Tindakan Sistematis, langkah-langkahnya biasanya melibatkan identifikasi Masala, perencanaan, observasi dan linya. Proses ini berulang dalam siklus yang berkelanjutan, dengan penyesuaian terus-menerus berdasarkan evaluasi dan pengalaman yang diperoleh dari setiap iterasi siklus. Oleh karena itu model pengembangan kurikulum yang digunakan haruslah memfasilitas harapan, keinginan dan kondisi di masyarakat agar siap menghadapi tantangan di suatu era/zaman.
Dengan the systematic action research models, maka pendidikan islam islam akan mampu mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan sosial masyarakat sebagai mana dengan tujuan era society 5.0. Dengan menerapkan Systematic Action Research Models, pendidikan Islam dapat menjadi agen perubahan yang membentuk generasi yang tidak hanya kuat dalam keilmuan agama, tetapi juga mampu bersaing dalam ranah global. Generasi ini akan menjadi pemimpin yang visioner, berintegritas, dan berkontribusi positif dalam mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan dan inklusif.