Mohon tunggu...
koirul anam
koirul anam Mohon Tunggu... Freelancer - Lelaki biasa yang mencintai dunia literasi.

Kehidupan penuh ragam pilihan.Berusaha menjadi kewajiban. Ketentuan sudah digariskan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nikah atau Tidak Ya?

26 Desember 2018   14:26 Diperbarui: 26 Desember 2018   14:33 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Kapan nikah ...? Padahal sudah ...bla ... bla ...!"

Pertanyaan itu seringkali di tujukan untuk para jomblo baik yang berpredikat sebagai joker (jomblo keren) atau jones ( jomblo ngenes) lebih - lebih terhadap josep (jomblo kasep). Pertanyaan perihal pernikahan cenderung di lontarkan oleh orang - orang terdekat. Entah itu keluarga ataupun sekedar teman. Entah itu karena kepedulian atau sekedar candaan. 

Namun tak jarang dari pertanyaan seperti itu para jomblow merasa terpojokan sehingga memberi jawaban yang kadang tak bisa di nalar, setidaknya buat si penanya. Dan jawabanya selalu berbeda antara jomblo satu dengan yang lainnya. Masing - masing mempunyai alasan sendiri. Entah itu memang benar - benar sesuai dengan situasi dan kondisi atau sekedar tendensi untuk menutupi kelemahan diri.

Terlepas dari apa jawaban para jomblo, pernikahan adalah sesuatu yang sangat di anjurkan meski belum ada yang menghukumi wajib. Seperti yang di sabdakan Nabi Muhammad SAW yang di riwayatkan oleh Bukhori, Muslim, dan lainnya 

" .... Akupun sholat, dan tidur, serta mengawini para wanita. Oleh sebab itu barang siapa benci akan sunnahku maka ia tidak termasuk golonganku."

Hadits di atas menjelaskan bahwa begitu pentingnya pernikahan hingga  tidak bisa di golongkan sebagai ummat Muhammad SAW ketika seseorang tidak mau melakukannya.

Di sisi lain pernikahan memberi dampak positip dalam kehidupan manusia, dimana dengan menikah kita mendapatkan banyak manfaat. Di antaranya adalah kita bisa menundukan pandangan pada wanita yang bukan muhrim kita. Karena bukan tidak mungkin berawal dari arus pandangan mata, akan menghanyutkan kita pada gelombang perzinahan dan menenggelamkan kita pada samudera penderitaan tak berkesudahan, selama - lamanya (abadan abada).

Na'udzu billah tsumma na'udzu billh ....

Hal ini selaras dengan sabda rosulloh SAW.

" Sekilas pandangan adalah panah beracun dari panah - panah iblis. Barang siapa meninggalkannya lantaran takut kepada-Ku, niscaya Aku akan menggantikannya dengan iman yang ia akan mendapatkan kemanisannya di dalam hati."

Hadits ini sangat jelas menggambarkan bahwa ternyata sekilas pandang saja pada perempuan yang bukan muhrim kita itu bisa menjadi bibit petaka yang akan tumbuh dan berbuah derita. Dan untuk menghindarinya tidak ada jalan lain kecuali menikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun