Aspek kognitif merupakan aspek yang penting untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak. Pengenalan warna pada anak usia dini bukan hanya mengasah kemampuan mengingat tetapi juga imajinasi, ketrampilan kognitif serta pola berfikir kreatif. Mengenal warna sangat dibutuhkan untuk anak usia dini karena dengan anak mengerti warna anak akan mampu membedakan antara warna-warna yang mereka lihat dan anak akan mampu mengungkapkan semua keinginan melalui warna. Pengenalan warna pada anak usia dini sangat berpengaruh dalam perkembangan kognitif anak.
Piaget dalam Beaty (2013:269) membagi perkembangan kognitif dalam empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap konkret operasional, dan tahap formal operasional. Perkembangan kognitif diperlukan supaya anak mengenal bentuk, ukuran, suara, rasa, bau, warna, berhitung, memecahkan masalah. Dalam penelitian ini, perkembangan kognitif yang akan ditingkatkan adalah kemampuan mengenal warna bagi anak usia 4-5 tahun.
Menurut pendapat Muharrar dan Verayanti (2013:25) warna merupakan unsur rupa yang terpenting dan salah satu wujud keindahan yang dapat diserap oleh indera penglihat manusia. Menurut Wiyani (2014:81) bahwa pengenalan warna terhadap anak usia dini merupakan bidang pengembangan kognitif khususnya pada kemampuan visual. Kemampuan ini berhubungan dengan penglihatan dan persepsi anak usia dini terhadap lingkungan sekitarnya.
Kemampuan mengelompokkan benda sesuai warna adalah sarana pembelajaran anak usia dini dalam membedakan warna yang satu dengan yang lain. Kemampuan mengelompokkan benda sesuai warna merupakan fase perkembangan yang dimiliki oleh anak usia 4-7 tahun, yaitu berpikir secara intuitif, anak sudah dapat mengklasifikasikan obyek sesuai dengan kelompoknya dan anak sudah menunjukkan minat dalam rasa dan perbedaan aktivitas sensori motor (warna, ukuran atau bentuk, suara, rasa, berat dan bau) Sujiono (2009:121).
Kenyataannya di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kradenan  pada anak kelompok A adalah kemampuan mengenal warna masih rendah tentang menyebutkan warna dan mengelompokkan warna, 7 dari 13 anak yang bisa dengan benar. Hal ini disebabkan karena kegiatan pengenalan warna menggunakan kertas lipat dan crayon. Selain itu dengan metode tanya jawab melalui benda-benda disekitar anak misalnya warna dinding, meja, seragam, papan tulis. Guru jarang menggunakan alat atau media dan kegiatan yang bervariasi. Kegiatan-kegiatan tersebut mungkin kegiatan yang kurang menarik karena memang ada beberapa anak yang memiliki daya konsentrasi yang pendek sehingga beberapa anak terlambat dalam mengikuti kegiatan.
Berdasarkan permasalahan tersebut untuk mengenalkan warna pada anak, penulis menggunakan kegiatan klasifikasi tabung warna agar pembelajaran bisa menarik serta menyenangkan sesuai kebutuhan anak. Keutamaan dari kegiatan klasifikasi tabung warna adalah mudah digunakan, warnanya menarik, bentuknya beraneka warna serta murah harganya dan anak-anak bisa memasukkan pom-pom warna pada tabung warna trsebut . Selain itu pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa mangkuk warna. kancing-kancing tesebut akan dikelompokkan sesuai warna yang sama sesuai warna keranjang yang sudah disediakan guru.
Oleh karena itu peneliti ingin anak terlihat aktif, tertarik dan senang dalam proses pembelajaran. Keadaan inilah yang menjadi latar belakang peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran mengenal warna melalui kegiatan klasifikasi tabung warna sehingga diharapkan adanya peningkatan perkembangan kognitif anak.
Alat dan bahan untuk pembuatan media kartu huruf
Kertas buffalo warna warni
Double tip