Hijauan merupakan salah satu makanan pokok untuk usaha peternakan ruminansia, namun dengan kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi seperti saat ini, ketersediaan pakan sangat sulit untuk didapatkan terlebih untuk keperluan usaha peternakan dengan sekala yang besar. Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat teknologi alternatif yang dapat membantu para peternak untuk mendapatkan pakan hijauan tanpa bergantung pada musim, teknologi ini bernama hidroponik fooder. Hidroponik fooder adalah metode penanaman tanaman berupa rumput, gandum, jagung dengan menggunakan air tanpa menggunakan media tanah sama sekali, air sebagai media diberikan nutrisi tertentu sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman.
Manfaat penggunaan teknologi hidroponik fooder ini adalah dapat meningkatkan kualitas daging, efisiensi waktu dan tempat, tidak bergantung dengan musim, dan memberi pasokan nutrisi yang cukup untuk ternak.
Lantas bagaimana langkah untuk budidaya hidroponik fooder ini?
Langkahnya cukup mudah, dapat dengan menggunakan biji jagung sebab Jagung merupakan salah satu tanaman yang dapat ditanam dengan menggunakan sistem hidroponik fooder, jagung sangat mudah ditemukan di Indonesia sehingga sangat direkomendasikan untuk dijadikan alternatif hidroponik fooder, cara untuk budidayanya juga sangat mudah. Budidaya hidroponik fooder menggunakan biji jagung dimulai dengan penyemaian biji, yang direndam dalam air selama beberapa jam untuk merangsang perkecambahan.Â
Biji yang telah merembes kemudian ditempatkan pada media tanam, seperti serat kelapa atau rockwool. Proses perkecambahan dilakukan dalam kondisi hangat dan lembap untuk memastikan hasil yang optimal. Selanjutnya, biji jagung yang sudah berkecambah ditempatkan dalam sistem hidroponik, seperti NFT atau sistem rakit apung, yang memungkinkan tanaman tumbuh tanpa tanah.Â
Nutrisi hidroponik yang sesuai diberikan untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Selama proses budidaya, penting untuk memonitor tingkat nutrisi dan pH larutan secara teratur. Pencahayaan yang cukup juga diperlukan, baik dari sinar matahari langsung maupun lampu tanaman. Setelah mencapai tinggi yang diinginkan, sekitar 15-20 cm, tanaman biji jagung dapat dipanen ketika berusia 14 HST dan dapat digunakan sebagai pakan berkualitas tinggi untuk hewan, seperti unggas atau sapi. Budidaya hidroponik fooder memberikan keuntungan efisiensi dan hasil yang berkualitas tanpa memerlukan lahan yang luas.
Mengapa harus dipanen saat usianya 14 HST?
Sebab pada umur 14 hari, jagung kecil yang ditanam sebagai hidroponik fooder memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jagung yang lebih matang.Â
Pada tahap ini, tanaman jagung masih dalam fase pertumbuhan cepat dan kandungan nutrisinya cenderung lebih konsentrasi. Nutrisi utama yang dapat diharapkan pada jagung kecil berumur 14 hari melibatkan tingginya kandungan protein, karbohidrat, serat, serta sejumlah vitamin dan mineral penting.Â
Keberadaan nutrisi tersebut membuat jagung kecil ini menjadi pilihan yang baik sebagai pakan hidroponik fooder untuk ternak, memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan dan kesehatan hewan ternak. Monitoring dan penanganan yang tepat selama proses pertumbuhan sangat penting untuk memastikan kualitas nutrisi yang optimal pada tanaman tersebut.
Secara keseluruhan, penggunaan teknologi hidroponik fooder sebagai alternatif pakan hijauan untuk peternakan ruminansia membawa berbagai manfaat. Dengan cara ini, peternak dapat mengatasi tantangan ketersediaan pakan yang dipengaruhi oleh kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi. Proses budidaya hidroponik fooder, terutama dengan menggunakan biji jagung, relatif mudah dan efisien. Langkah-langkahnya melibatkan penyemaian, perkecambahan, penanaman dalam sistem hidroponik, dan pemantauan nutrisi secara teratur.