salam hangat bagi semua
ini adalah tulisan perdana sayaÂ
mohon bantuan atas koreksi bilamana ada terjadi kesalahan
ditengah sulitnya kondisi ekonomi indonesiaÂ
dan mulainya di terapkannya pasar global dan MEA
juga dengan kemudahan akses digital dengan internet yang perkembangannya sulit di bendung
bila di runut kebelakang yang mana pada tahun 98 kebawah indonesia berhasil beberapa kali mencapai swasembada pangan, semakin kesini kondisi pangan dan ekonomi indonesia semakin tidak jelas ( bagi saya) bagaimana tidak dengan potensi alam yang dimiliki Indonesia kenapa sering kali kita masih ketergantungan akan impor barang dari luarÂ
gula, jagung , beras dan bahkan garam.
di tengah kondisi dimana Indonesia masuk jumlah  penduduk ke 4 terbesar Di dunia yang sebagian besar warganya cukup konsumtif, seharusnya menjadi acuan gar bagaiaman segala kebutuhan pokok di tanam di hasilkan dalam negeri sendiri  sebagaimana cita-cita presiden soekarno terdahulu,
sekarang ini  negara ini semakin mengandalkan impor , bila di liha t dari contpoh negara new zealand yang menjadi salah satu acuan peternakan sapi dunia padahal bisa  di bilang negara kecil ketimbang indonessia
bumi pertiwi yang kaya akan potensi Sumber Daya AlamnyaÂ
saya ambil satu contoh kecil dari Garam, Indonesia adalah negara dengan jumpalh pulau yang banyak dimana garis pantainya terbentang luas, sudah seharusnya produksi garam kita, janganlah di katakan untuk ekspor kita ambil untuk kebutuhan garam nasional, dengan sedikit banyak perbaikan kualitas dan kuantitas produksi garam sehinngga tercapailah swasembada garam nasional dan stop impor garam.
salah satu cara bisa dengan bantuan dan perhatian nyata pemerintah di sektor sektor kecil seperti contoh garam mendirikan pabrik pabrik garam berstandar, mempercepat perbaikan sektor peternakan sapi dan sebagainya
diharpkan mampu menyerap tenaga kerja dan mmengurangi pengangguran serta memperbaiki faktor ekonomi dan ketergantungan akan ekspor dengan memanfaatkan  potensi tanah air kita tercinta ini.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H