Hilangnya aku dari jarak jangkaumu
Tak mengubah fakta aku masih melintas-lintas di ingatanmu
Sementara namamu juga samar-samar tiap pagi dan petang rajin membangunkanku
Jiiwa seperti ini sedang berantakan, kasih.
Mengalami rindu sekaligus buntu
Mengharapkan tak berkesudahan
sambil membangun jarak sejauh-jauhnya
Keinginan dan kenyataannya hafal untuk tak bergenggaman
Memang dua kepala itu berjalan rumit,
Langkahnya gontai tak jua sampai ke titik saling menyederhanakan
Maka, adakah yang lebih menyayat dari tak bertemu ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H