Ade Iin Syahidin yang lahir di Ciamis tanggal 08 Agustus 2000 berlamat di Bahara-Panjalu merupaka salah satu santri Pondok Pesantren Nurul Huda Hujungtiwu dan juga Mahasiswa Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah Suryalaya Fakultas Syariah Program Pendidikan Hukum Ekonomi Syariah Semester VII.
Ia mengawali pendidikan pondok pesantren dan jauh dari orang tua sejak kelas 1 SMP. “jadi mulai keluar SD saya mulai jauh dari orang tua sampai sekarang” tuturnya. Yang menjadi motivasi ia belajar meskipun jauh dari orang tua menurutnya mencari ilmu itu wajib dan ketika kita punya ilmu kita tidak akan mudah teripu, tidak akan mudah dibodohi, tidak akan mudah terbawa dalam kesesatan, ilmu adalah cahaya yang menutupi gelapnya kebodohan dan ada salah satu hadis yang menerangkan bahwa kejarlah ilmu walau sampai ke negri China.
Dia memiliki pengalaman belajar yang sangat banyak di berbagai tempat, berbagai daerah dan dalam berbagai jenis ilmu. Diantaranya ia pernah belajar di luar Jawa yaitu di Pondok Pesantren SMAN Sumatera Barat. “Awal saya mendapatkan ilmu dari rumah saya sendiri kemudian SMP saya mulai jauh dari orang tua lanjut pesantren di Pondok Pesantren Nurul Huda Hujungtiwu sambil sekolah di SMP IT Nurul Huda, dilanjut lagi ke Madrasah Aliyah sambil Pesantren di Pondok Pesantren Agro Wisata Shaleha Sriwinangun, setelah beres sekolah kemudian dilanjut ke Pondok Pesantren Bayt Tamyiz Indramayu, di lanjut ke pondok pesantren Manbaul Ulum Cirebon, kemudian ke Pondok Pesantren Darut Tauhid Kediri, dan juga di Pondok Pesantren SMAN Sumatera Barat Padang, kemudian selain itu saya pernah belajar di lembaga kursus bahasa inggris PEACE Kampung Inggris Pare Kediri Jawa Timur dan lembaga kursus bahasa arab Al-azhar Kampung Arab Pare Kediri Jawa Timur, kemudian sekarang di lanjut kuliah di IAILM Suryalaya” ucapnya.
Dalam perjalanan belajar selama ini dia tentunya mendapatkan ilmu. Selain itu banyak pengalaman dan tidak kalah berharganya mendapatkan teman dari berbagai macam daerah sehingga mendapatkan relasi dan pengetahuan.
Lalu saya bertanya “kenapa bisa tegar dan kuat meskipun jauh dari orang tua?” ia menjawab “saya jauh dari orang tua bukan untuk apa-apa tapi untuk mencari ilmu demi membahagiakan orang tua, belum saya pulang sebelum ilmu itu di dapatkan”
Kemudian jika datang perasaan tidak betah ingin pulang dan kangen kepada keluarga ia cukup melakukan shalat qiyamul lail, mendo’akan keluarga dan video call.
Sampai sekarang dia masih jauh dari orang tua dan mengenyam pendidikan di Pondok Pesanten Nurul Huda Hujungtiwu sebagai salah satu pengurus pondok sambil kuliah di Istitut Agama Islam Latifah Mubarokiyah Suryalaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H