Mohon tunggu...
Meta Khorimah
Meta Khorimah Mohon Tunggu... -

Mari berbagi kisah dan perjalanan https://kisahsiwanitajawa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesan untuk Teman Hidup

9 Desember 2018   02:22 Diperbarui: 9 Desember 2018   02:53 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesan yang tersimpan dalam hati untuk dia Sang Teman Hidupku kelak

     Para muda-mudi berjalan berdua saling bergandengan tangan dengan penuh rasa bahagia, ada juga yang saling bertukar cerita saat berada di Kafe tempat favorit mereka bertemu, ada pula yang pergi bersama menonton film baru yang tengah tayang di bioskop dan lain sebagainya. Bagaikan sebuah godaan dan rintangan yang kini ku lalui, dulu rasa iri ada akan mereka yang sudah memiliki tambatan hati tetapi sekarang rasa iri itu berganti dengan memawas diri, pemberbaiki diri, serta mendekatkan diri pada Sang Ilahi.

    Bila dulu rasa yang indah itu muncul dengan begitu menggebu dan berani kini hanya ku simpan dalam hati sebab rasa cinta sebelum pernikahan menurutku dan sebagian orang-orang yang kukagumi merupakan hal yang salah. Singkatnya adalah cinta sebelum pernikahan pada akhirnya hanya akan menyesatkan, menyakitkan dan membuat kita terjerumus dalam lubang hitam yang bernama dosa. Aku tahu betul masih ada yang lebih penting dari mencintai dia yang belum tentu menjadi jodoh kita yaitu mencintai-NYA yang sudah jelas cinta dan sayang kepada kita sebagai makhluk ciptaan-NYA.

     Aku percaya bahwa Sang Maha Pemilik hati ini akan mempertemukan dia yang terbaik untuk hamba-NYA dan ku berharap cinta dia kepadaku merupakan cinta karena ALLAH SWT. Terkadang sesak dalam dada dan sepi itu ada saat hati tengah menanti tetapi selalu ku ingat akan janji indah ALLAH SWT untuk para hamba-NYA yang bersabar dalam penantian.

     Rindu itu selalu ada untuk dia yang kelak menjadi tambatan hati, rindu itu selalu aku sampaikan dalam setiap doa-doaku saat bersimpuh dihadapan Sang Pemilik Hati. Berharap selalu keadaan baik untuk dia yang disana dan selalu menjalankan serta menjauhi segala larangan-NYA. Sempat hati meragukan akan adanya kehadiran cinta itu sebab hingga kini aku belum merasakan akan tanda-tanda kehadirannya, sebuah kemantapan dan keyakinan hati.

     Bila ketertarikan akan lawan jenis itu ada seakan pudar seiring waktu, lebih tepatnya tidak ada kata "masa depan" yang ku lihat didalamnya. Aku berserah akan segala ketentuanya, mungkin aku belum benar-benar baik dan siap di mata-NYA dalam bertemu serta bersatu dalam ikatan suci dengan Sang Tambatan Hati. Tidak apa aku tahu betul memang aku belum benar-benar baik dalam memperbaiki diri bukan hanya untuk sang jodoh tapi dilain hal masih banyak yang belum aku perbaiki, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-NYA.

     "Untuk kamu calon imam serta teman hidup masa depanku, semoga kita segera bertemu pada waktu yang tepat saat diri kita benar-benar siap untuk bertemu dan bersatu. Tolong yakinkan hatiku nanti bahwa kamu benar-benar yang ditakdirkan untukku. Bila kelak kita bersama ingatkan ku selalu akan segala perintah serta larangan Sang Maha Kuasa. Pimpinanlah aku dengan baik dan ingatkan aku bila ku salah. Walau kita bukan manusia yang sempurna mari kita saling menyempurnakan dan bertumbuh untuk menjadi manusia yang lebih baik. Jadikanlah aku teman hidupmu disaat apapun hingga dipertemukan lagi di Surga-NYA kelak."

    Menurutmu apa yang paling indah dalam menanti dengan sabar yaitu mendapatkan sesuatu yang indah bahkan lebih tidak terduga dari yang kita kira, Bersabar dengan cara memperbaiki diri adalah salah satu caranya. Aku tidak pernah benar-benar merasa bosan akan penantian, seakan aku telah terbiasa bahkan menjadi hal yang wajib aku lakukan untuk memperoleh yang terbaik. Tidak pernah salah dengan adanya mencintai atau memendam cinta sebab rasa itu adalah salah satu karunia Sang Maha Pencipta, yang salah adalah saat cinta atau rasa itu berubah menjadi tindakan berujung pada perbuatan yang sudah jelas dilarang adanya.

     Terkadang aku mencoba menerka-nerka tentang Sang Jodoh, seperti apa dia? Apakah kami memiliki banyak kesamaan atau perbedaan? dan lain sebagainya, Seakan tidak pernah habis membahas perihal jodoh. Biarkan penantian panjang  dalam doa ini berakhir indah pada waktunya. Akan ku jaga selalu hati ini untuk kamu yang tercipta untukku kelak dan semoga begitu juga dengan kamu. Jangan pernah lelah untuk mencari dan menemukanku sebab disini ada aku yang akan selalu setia menanti kedatanganmu. Mari bersama melangkah mendekat agar kita dapat saling bertemu, dengan langkah-langkah yang diiringi oleh doa, usaha, ikhtiar, serta ikhlas karena ALLAH SWT. (Khorimah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun