Permasalahan mengenai nepotisme saat ini ternyata masih banyak diperbincangkan oleh khalayak. Sebenarnya nepotisme itu apa sih ?
Menurut KBBI nepotisme adalah kecenderungan untuk mengutamakan (menguntungkan) sanak saudara sendiri, terutama dalam jabatan, pangkat di lingkungan pemerintah: tindakan memilih kerabat atau sanak saudara sendiri untuk memegang pemerintahan.
Rasulullah pernah menyinggung terkait Nepotisme dalam Hadis sahih riwayat al - Bukhari (1987: no 3508) :
"Dari Husaid bin Hudairi r.a., seorang sahabat dari kaum Anshar berkata kepada Rasululllah SAW : Tidaklah engkau angkat aku sebagai amil sebagaimana si fulan? Rasul menjawab : " Kalian akan menjumpai sepeninggalku tindakan mengutamakan kepentingan sendiri (sikap nepotisme), maka sabarlah kalian sampai bertemu denganku di telaga al -- Kautsar (di hari kiamat).Â
Dari hadis diatas Rasululllah telah menegaskan bahwa sepeninggal beliau akan muncul  kelompok yang suka melakukan perilaku nepotisme, sehingga beliau menganjurkan kita untuk menghadapinya dengan bersabar (menahan diri karena nafsu) agar selamat dunia dan akhirat. Â
Hadis lain yang berkaitan dengan nepotisme adalah H.R. Bukhari (no 66618) :
" Tidaklah seorang wali yang diserahi urusan kaum muslimin, kemudian dia mati sedangkan dia bersikap curang kepada mereka, melainkan Allah mengharamkan baginya surga,"
Pemberian jabatan kepada seseorang yang tidak cakap hanya karena memiliki hubungan kekerabatan merupakan bentuk penghianatan dan kecurangan kepada rakyat. Karena itu berarti rakyat tidak diurus oleh orang yang terbaik diantara mereka. Oleh karena itu berbuat curang adalah dosa besar, apalagi bagi mereka yang di beri amanah mengurusi urusan rakyat dan mengangkat sesorang dalam urusan pemerintahan, atas dasar suka atau kedekatan terhadap keluarga tanpa mempertimbangkan kredibilitas, kapabilitas dan kemaslahatan umat.
Nepotisme di larang dalam agama islam selain karena curang nepotisme juga mengambil hak orang lain yang memiliki potensi lebih, sehingga dapat menurunkan kualitas suatu instalasi atau organisasi. Nepotisme dapat terjadi apabila seseorang lemah iman, kurangnya bersyukur, terlalu tamak, kurangnya sifat malu terhadap Allah dan manusia dll.
Nepotisme diperbolehkan apabila sesorang yang diplih itu memiliki kecakapan, kredibilitas, kapabilitas dan moralitas yang sesaui dengan Al -- Qur'an dan Hadis. Namun pada kenyataannya sikap nepotisme seringkali menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya karena ketidakprofesionalnya seseorang demi kepentingan pribadi atau kelompok yang sering menuai protes dan tuduhan ketidakadilan atau ketidakcocokan bagi Masyarakat tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H