Mohon tunggu...
Khonsa Adila
Khonsa Adila Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang mahasiswa

laa tahzan, innaAllaha ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Transformasi Membaca Al-Qur'an, Dari Lembar Kertas ke Layar Digital

13 Januari 2025   19:30 Diperbarui: 13 Januari 2025   19:22 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di zaman modern ini, Al-Qur'an dalam format digital telah menjadi pilihan utama banyak orang. Melalui aplikasi pada perangkat pintar, umat Muslim dapat mengakses Al-Qur'an kapan saja dan di mana saja. Faktor kepraktisan, keringanan, dan fleksibilitas menjadi alasan utama di balik pergeseran ini. Namun, perubahan ini juga menimbulkan pertanyaan: apakah penggunaan Al-Qur'an digital dapat menjaga esensi hubungan kita dengan kitab suci? 

Allah SWT berfirman: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan" (QS. Al-'Alaq: 1). Ayat ini mengajarkan pentingnya membaca Al-Qur'an tanpa membatasi pada media tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa membaca Al-Qur'an, baik dalam bentuk digital maupun cetak, tetap bernilai selama dilakukan dengan kesungguhan. Meski begitu, mushaf cetak menawarkan keintiman dan kekhusyukan yang unik, yang seringkali sulit digantikan oleh teknologi digital. 

Bagi generasi muda yang tumbuh dengan teknologi, Al-Qur'an digital memberikan banyak kemudahan. Namun, ada tantangan terkait adab penggunaannya. Tidak jarang aplikasi Al-Qur'an dibuka di tempat-tempat yang kurang pantas atau dalam posisi yang kurang sopan, seperti sambil berbaring. Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang memuliakan syiar Allah, maka itu adalah tanda ketakwaan hati" (HR. Bukhari). Ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesopanan dan menghormati Al-Qur'an, apa pun bentuknya. 

Mushaf cetak memiliki kelebihan tersendiri yang tidak mudah digantikan oleh format digital. Membaca dari mushaf memberikan pengalaman fisik yang lebih mendalam, seperti merasakan kertasnya dan menandai ayat tertentu. Selain itu, mushaf cetak sering menjadi simbol kehadiran Al-Qur'an di rumah, mengingatkan keluarga untuk senantiasa membacanya. Hal ini tidak sepenuhnya dapat diwakili oleh aplikasi di perangkat elektronik. 

Penggunaan Al-Qur'an digital tentu menawarkan banyak manfaat, tetapi bukan berarti mushaf cetak harus dilupakan. Kedua bentuk ini dapat saling melengkapi jika digunakan dengan bijak. Dengan memadukan kelebihan keduanya, umat Muslim dapat menikmati kemudahan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai tradisional. Pada akhirnya, yang paling penting adalah adab kita dalam membaca, memahami, dan mengamalkan pesan-pesan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun