Mohon tunggu...
Khonsa Rania
Khonsa Rania Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Bernama Khonsa Rania lahir di Magelang tanggal 15 September 2002. saat ini berkuliah di UIN Raden Mas Said tepatnya di Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam. Hobby saya traveling dan mencoba hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sulitnya Keluar dari Hubungan Toxic: Tantangan dan Harapan

10 Juni 2024   23:53 Diperbarui: 11 Juni 2024   00:01 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hubungan adalah bagian penting dari kehidupan kita. Mereka bisa menjadi sumber kebahagiaan dan dukungan, namun, tidak jarang pula hubungan menjadi sumber stres dan penderitaan ketika berubah menjadi toxic. Keluar dari hubungan toxic seringkali lebih sulit daripada yang dibayangkan. Artikel ini akan membahas alasan-alasan mengapa sulit untuk keluar dari hubungan toxic dan memberikan beberapa harapan serta langkah-langkah untuk membantu proses tersebut.

Ketergantungan emosional adalah salah satu alasan utama mengapa seseorang sulit meninggalkan hubungan toxic. Dalam hubungan seperti ini, pelaku seringkali menggunakan manipulasi emosional untuk membuat korban merasa tidak berharga dan bergantung pada mereka. Perasaan takut akan kesepian atau kehilangan membuat korban merasa terjebak. Dalam beberapa kasus, korban mungkin bergantung secara finansial pada pelaku. Ketergantungan ini menciptakan rasa takut untuk meninggalkan hubungan karena ketidakpastian tentang bagaimana mereka akan memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa dukungan finansial dari pelaku.

Pelaku hubungan toxic sering menggunakan ancaman untuk mempertahankan kontrol atas korban. Ancaman ini bisa bersifat fisik, emosional, atau bahkan sosial. Rasa takut akan balasan atau tindakan represif dari pelaku membuat korban merasa tidak aman untuk pergi. Banyak korban tetap bertahan dalam hubungan toxic dengan harapan bahwa pasangan mereka akan berubah. Mereka mungkin percaya bahwa cinta dan dukungan mereka dapat mengubah perilaku negatif pasangan, meskipun bukti sebaliknya terus muncul. Korban sering merasa malu atau takut akan stigma sosial jika mereka mengakui bahwa mereka berada dalam hubungan toxic. Hal ini bisa menghambat mereka untuk mencari bantuan atau berbicara dengan orang lain tentang situasi mereka.

Langkah pertama adalah mengenali dan mengakui bahwa Anda berada dalam hubungan toxic. Membuat daftar perilaku negatif dan dampaknya pada kesehatan fisik dan mental Anda bisa membantu memperjelas situasinya. Mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional adalah langkah penting. Bicarakan masalah Anda dengan orang-orang yang Anda percayai atau cari bantuan dari konselor atau terapis. Keluar dari hubungan toxic memerlukan perencanaan yang hati-hati, terutama jika ada ancaman atau ketergantungan finansial. Buat rencana yang mencakup tempat tinggal, sumber pendapatan, dan dukungan emosional. Jika Anda bergantung secara finansial pada pelaku, usahakan untuk meningkatkan kemandirian finansial Anda. Ini bisa melibatkan mencari pekerjaan, pelatihan keterampilan, atau mencari bantuan keuangan. Prioritaskan kesehatan fisik dan mental Anda. Terlibat dalam aktivitas yang membuat Anda bahagia dan mencari cara untuk meredakan stres, seperti olahraga, meditasi, atau hobi yang Anda nikmati.

Meskipun sulit, keluar dari hubungan toxic adalah langkah penting menuju kehidupan yang lebih sehat dan bahagia. Prosesnya mungkin panjang dan menantang, namun dengan dukungan yang tepat dan keberanian untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, Anda bisa membebaskan diri dari siklus toxic dan membangun masa depan yang lebih baik. Ingatlah bahwa Anda tidak sendiri. Banyak orang telah berhasil keluar dari hubungan toxic dan menemukan kebahagiaan serta kedamaian. Jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan yang Anda butuhkan dalam perjalanan ini. Kesejahteraan Anda adalah hal yang paling penting, dan Anda layak mendapatkan hubungan yang sehat dan penuh cinta.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan dukungan bagi mereka yang berada dalam hubungan toxic. Semoga bisa menjadi sumber inspirasi dan panduan untuk mengambil langkah-langkah positif dalam hidup Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun