Mohon tunggu...
Khomeini Mujahid
Khomeini Mujahid Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sang Lelaki Tempo Dulu\r\n----\r\nLelaki yang selalu ingin berbagi apa saja dengan siapa saja, terutama ilmu dan apa saja yang ia tahu, sangat jarang tidur dan hobby ketawa.\r\nSeorang GadgetFreak, tukang ngoprek dan selalu ter-inspirasi dengan lagu-lagu oldies juga film-film dari kisah nyata. Dia Juga sangat Addicted to Social Media.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ngejar Comfort Zone: Ketinggalan Jaman!

23 Mei 2012   12:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:55 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak semua pekerja ingin bekerja jauh dari kampung halamannya, sangat jarang manusia yang ingin jauh dari keluarganya apalagi jika di tempatkan di daerah yang benar-benar baru baginya oleh karenya muncullah istilah yang sering kita dengar di dalam dunia pekerjaan - "Comfort Zone". Istilah ini sepertinya sudah men-darah daging di beberapa lingkungan kerja, contohnya saja ada rekan saya yang bekerja di sebuah perusahaan telematika berkata "dari pada gue di mutasi,mendingan gue keluar deh"...jangan-jangan orang yang berkata ini sebenarnya sudah malas bekerja atau dia bekerja hanya untuk mencari kesibukan semata. Ketika ditanya alasannya,dia tidak ingin jauh dari kampung halamannya,teman-temanya dan juga keluarganya, lantas bagaimana jika sebuah perusahaan yg Moving Forward dimana para karyawannya harus mau di tempatkan dimana saja di seluruh indonesia? Bagaimana dengan denda yg dibebankan oleh perusahaan kepada karyawan jika karyawan yang bersangkutan menolak? Apakah benar "Comfort Zone"merupakan salah satu pertimbangan karyawan untuk mencari nafkah?

Comfort Zone = 'what?'
Definisi yang diberikan oleh seorang ahli SDM International mengenai comfort zone mengatakan bahwa comfort zone merupakan zona atau area tinggal/kerja dimana secara emosional kita akan merasa nyaman, adapun beberapa faktor yang dipercaya sebagai parameternya adalah:
a. Kampung Halaman
b. Tempat Lahir/Dibesarkan
c. Keluarga (ayah,ibi,anak,istri/suami)
d. Kota Besar (shopping mall,entertainment,etc)
e. Dll.
Kini coba kita ukur diri kita sendiri apakah kita saat ini bereada dalam comfort zone?! Jika iya,apa memang itu yang kita inginkan?

Kesadaran 'Zona' Kerja
Sekedar contoh saja, ada Sebuah perusahaan telekomunikasi terkemuka di negeri ini mempunyai cabang yang sangat luas, hampir meliputi seluruh ibukota propinsi, seluruh karyawan-nya ditempatkan merata diseluruh wilayah negeri ini.
Pernahkah kita sadari bahwa rekan-rekan kita yang bekerja di perusahaan ini sangatlah beruntung karena dapat melihat kekayaan negeri melalui daerah-daerah tersebut. Bahkan mereka mengatakan "enak banget kerja di daerah...kita bisa tau semua jenis pekerjaan yang berada di daerah ini meskipun bukan merupakan Job Desk kita" beberapa dari mereka juga kerap kali mengatakan kata 'santai,tenang,damai' apakah mereka sudah berda dalam comfort zone mereka? Apakah mereka tak sadar bahwa peluang kari bekerja di daeral lain mungkin saja lebih besar dan membahagiakan mereka?
Hal ini juga terjadi pada beberapa karyawan kenalan saya yang sangat merasa puas jika bekerja di daerah yg menurut mereka adalah 'comfort zone' seperti yang telah dijelaskan parameternya diatas. Mereka berfikir bahwa tinggal/bekerja di kampung halaman,dekat dengan keluarga,di kantor pusat, kantor wilayah, kantor regional,dll. Adalah hal yang paling menyenangkan buat mereka karena segala kebituhan mereka tersedia di tempat itu, apalagi bisa dekat dengan 'bos-bos'. Tidak sadarkah bahwa kebahagiaan mereka itu belum mewakili teman-teman mereka yang berada di 'daerah' lihat teman kita yang di Papua (Timika,Sorong,Jayapura) mereka kesehariannya berhubungan dengan orang-orang yang mungkin saja 'sebahagian' dari mereka masih menaruh adat di posisi nomer satu (bisa kita lihat dari pola berpakaian,koteka,makanan) apalagi mereka dibebankan dengan biaya hidup dan transportasi yang sangat mahal..ck..ck..ck..!! coba kita lihat teman kita yang di Palu dan Manado, mereka bekerja di daerah yang rawan gempa, rawan konflik atau teman kita yang berada di Kendari, yang jika ingin bepergian ke kabupaten-kabupaten harus menaiki ferry,kapal kayu speed boat dikarenakan daerahnya yang melintasi pulau-pulau dengan ombak tertinggi samapai 6 meter. Dengan ilustrasi yang ada ini, kira kira teman-teman yang berada di kota besar tadi mampu bekerja jauh dengan keluarga,di daerah terpencil dan dihadapkan dengan kondisi-kondisi diatas tersebut.....

Jadi sebenarnya tidak perlu ada yang disesali, tidak ada yang perlu dikeluhkan, setiap orang mempunyai comfort zone-nya sendiri, yang PERLU kita sadari adalah kita tidak perlu melebih-lebihkan diri kita yang berada di zona nyaman kota besar,kantor pusat,dll karena kita tidak pernah merasakan kerja di daerah....untuk teman-teman di daerah, sadarilah bahwa peluang karir juga ada diluar sana bukan HANYA di tempat lahir kita atau di tempat kita di besarkan....Ayo..!!!!"GET OUT OF YOUR COMFORT ZONE"
© Copyright Khomeini Mujahid 2012 All Rights Reserved

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun