Mohon tunggu...
Kholis YuliTion
Kholis YuliTion Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Editing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sukses Terbesar Dalam Hidupku

22 Desember 2024   18:20 Diperbarui: 22 Desember 2024   18:20 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bicara sukses berarti bicara ukuran. Sebuah ukuran yang akan digunakan untuk mengukursukses itu sudah tercapai atau belum. Ukuran tersebut akan berbeda-beda tiap orangnya.

Seorang karyawan mungkin mematok ukuran suksesnya melalui pencapaian karir. Seorangmahasiswa mungkin menentukan ukuran suksesnya dengan perolehan IPK-nya. Seorangpengusaha merasa sukses ketika omset penjualannya mencapai angka tertentu, dan sebagainya.

Dengan demikian, sukses itu bisa dibilang subjektif. Lain orang, lain pula ukurannya.Bagi saya, sukses dalam hidup itu bersifat diskrit, terdiri dari elemen-elemen berbeda dankadang tidak berhubungan. Dengan demikian, seseorang sebenarnya telah, sedang, dan akan terus mengalami banyak kesuksesan dalam hidupnya. Tinggal bagaimana persepsi seseorang dalam menilai setiap peristiwa dalam hidupnya, apakah dinilai sebagai sebuah kesuksesan atau sebaliknya. Masalahnya, sering kali ukuran sukses itu adalah sesuatu yang terlalu mainstream.

Kekayaan, jabatan, karir, dan status sosial seringkali menjadi ukuran utama kesuksesan seseorang. Padahal, seseorang bisa saja membuat ukuran sukses yang sederhana. Bagi mahasiswa misalnya, tidak menyontek dalam ujian adalah kesuksesan. Bagi seorang karyawan,mampu menyelesaikan setiap tugasnya dengan baik juga merupakan kesuksesan. Jika dalam kehidupan seseorang itu berisi kesuksesan-kesuksesan sederhana yang berbeda-beda, maka pertanyaan tentang "sukses terbesar dalam kehidupan" akan menjadi pertanyaan yang cukup menantang. Mana yang menjadi sukses terbesar? Tidak menyontek saat ujiankah? Lulus dengan IPK cum laude-kah? Memiliki karir yang baguskah? Atau yang mana?Lagi-lagi suatu hal yang subjektif.Saya teringat dengan sabda Nabi Muhammad SAW. yang mengatakan, "Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain". Untaian kalimat ringkas nan indah itu

menginspirasi saya dalam menentukan mana yang menjadi kesuksesan terbesar dalam hidup.Bagi saya, sukses terbesar adalah ketika saya bisa bermanfaat bagi orang lain. Terdengar klise memang, tetapi tidak jika dipahami lebih dalam. Bagi saya, ukuran sukses yang cenderung mainstrem tidaklah masalah. Namun, semata-mata menjadi sukses dengan ukuran mainstream saja rasanya ada yang kurang. Ibarat sayur kurang garam, kurang sedap dirasa. Oleh sebab itu,menambahkan bumbu "bermanfaat bagi orang lain" akan menambah sedap kesuksesan

tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun