Saya merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi terbaik di Jakarta, Universitas Esa Unggul. (Baca juga: Informasi pendaftaran Universitas Esa Unggul) Meskipun saya jauh berkelana untuk mencari Ilmu ke Jakarta, sampai kapanpun saya tidak akan pernah melupakan daerah kelahiran saya Pulau Madura. Selain saya tidak ingin menjadi ‘kacang lupa kulitnya’, Pulau Madura sendiri memang tidak bisa saya lupakan karena keindahan alamnya. Kebanyakan pulau-pulau di Madura masih perawan dan tetap bertahan dengan unsur alaminya.
Pulau Madura dengan beragam unsur budaya dan masyarakat heterogen memberi makna ketenangan dalam kebersamaan. Berbagai tempat wisata indah nan sejuk menambah kesan eksotis pulau dengan jumlah penduduk sekitar 4 juta jiwa ini. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168 km² dan dihubungkan oleh Jembatan Nasional Suramadu dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur, Surabaya yang terletak di Pulau Jawa. Bagi masyarakat Madura, tamu yang datang ke Pulau Madura adalah raja yang harus dilayani apabila mereka menjaga tingkah laku yang baik.
Pulau Madura sendiri mempunyai beberapa anak pulau yang menyimpan banyak sekali keindahan alam, mulai dari ujung barat Kabupaten Bangkalan hingga ujung timur Kepulauan Sumenep. Salah satu pulau yang sangat saya rekomendasikan untuk menjadi destinasi wisata adalah Gili Iyang. Gili Iyang merupakan pulau kecil yang berada di sebelah timur Pulau Sumenep. Pulau kecil yang luasnya kurang lebih 5,15 km2 dengan jumlah penduduk 7.832 jiwa ini memiliki kadar oksigen sebesar 20,9 persen.
Menurut Air Quality Index (AQI), Gili Iyang berada di posisi kedua di dunia setelah Laut Mati di Yordania untuk kadar oksigen tertinggi dan menduduki peringkat pertama untuk kadar oksigen tertinggi di Indonesia. Sehingga pulau ini sangat cocok untuk menjadi tujuan wisata bahkan sebagai tempat untuk menenangkan diri dari kejenuhan kota. Sejuknya udara pantai dan geografis wilayah yang masih sangat alami menambah daya tarik tersendiri pulau ini. Terik matahari yang tidak terlalu menyengat untuk daerah pesisir berpadu dengan tenangnya air laut menjadikan pulau ini cocok untuk snorkeling.
Keindahan pulau ini sangat cocok sebagai tempat liburan bersama keluarga atau teman dengan tarif perahu penyeberangan sekitar Rp 200.000 s/d Rp 500.000, namun untuk perorangan dengan perahu reguler hanya sebesar Rp 15.000. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke pulau ini bisa ikut perahu dari Pelabuhan Penyeberangan Dungkek dengan waktu tempuh sekitar 45 s/d 60 menit. Setibanya di Gili Iyang, wisatawan bisa menyewa kendaraan di kawasan pelabuhan untuk menuju titik oksigen terbaik. Wisatawan yang ingin bermalam bisa menyewa homestay yang harganya juga lumayan terjangkau atau bisa juga membawa peralatan tenda sendiri.
Pesona air laut Gili Iyang yang sangat jernih akan memanjakan setiap pengunjung yang datang. Banyak wisatawan datang ke pulau ini untuk menyelam atau bahkan kegiatan penelitian. Karena pulau ini tidak hanya mempunyai kualitas udara bersih dengan kadar oksigen bagus. Tetapi terdapat sejumlah objek wisata bersejarah yang tidak kalah serunya di sekitar pulau.
Salah satu objek wisata bersejarah tersebut adalah Batu Cangga yang bisa dikunjungi dengan menyusuri jalan kering berwarna kelabu dan cenderung sedikit hitam. Batu Cangga atau dalam bahasa setempat artinya batu yang menyangga tebing merupakan objek wisata alam berbentuk rongga mirip lorong. Batu terbentuk secara alami yang disangga oleh beberapa batu karang mirip seperti pilar-pilar besar pada bangunan rumah. Oleh karena itu tunggu apalagi, ayo ke Gili Iyang Wisata Favorit di Kotaku dan surga oksigen terbaik di Dunia!
