Keterbatasan fisik atau difabel tak mengurangi niat Hector Castro untuk jadi pemain sepak bola. Castro, yang lahir di Montevideo, Uruguay pada 29 November 1904 awalnya memiliki fisik seperti orang kebanyakan. Namun, saat usia 13 tahun dia mengalami kecelakaan yang membuat tangan kanannya sampai bagian hampir siku diamputasi. Tapi, Castro adalah pribadi yang kuat. Paling tidak itu terlihat ketika dia akhirnya menjadi pemain sepak bola bagi Timnas Uruguay.
Saat berusia 18 tahun, Castro dipanggil ke Timnas Uruguay. Ketika empat hari sebelum berusia 19 tahun, Castro membuat gol perdana bagi Uruguay di laga persahabatan melawan Chile. Saat itu, Uruguay menang 2-1. Sejak saat itu, Castro jadi langganan di Timnas Uruguay. Sebagai seorang striker, dia ikut membantu Uruguay juara Copa America pada tahun 1926. Dia mencetak enam gol di ajang tersebut. Dua tahun berselang, dia ikut membawa Uruguay mendapatkan medali emas Olimpiade Amsterdam dalam ajang sepak bola. Di Olimpiade 1928, Castro membuat satu gol.Â
Pada 1930, piala dunia sepak bola pertama kali digelar. Uruguay didapuk menjadi tuan rumah. Di ajang ini Castro membuat dua gol. Satu gol di antaranya dibuat saat final. Dia ikut menjadi bagian tim Uruguay yang mampu "membunuh" Argentina yang di laga-laga sebelumnya sangat ditakuti. Di final, pertandingan berjalan sangat ketat. Uruguay unggul lebih dahulu di menit 12 melalui gol yang dibuat Pablo Dorado menit 12. Delapan menit berselang, Argentina menyamakan kedudukan melalui Carlos Paucelle.Â
Menit 37, Argentina berbalik unggul melalui gol yang dibuat Guillermo Stabile di menit 37. Itu adalah gol ke delapan Stabile di ajang tersebut. Gol yang mengukuhkan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak Piala Dunia 1930 dengan delapan gol. Â Kalah di babak pertama dengan skor 1-2, Uruguay menggila di babak kedua. Pedro Cae membuat gol bagi Uruguay di menit 57, sehingga kedudukan 2-2. Menit 68 Santos Iriarte membuat gol ketiga bagi Uruguay. Kemudian di menit 89, Castro melengkapi "pembunuhan" pada Argentina melalui golnya.Â
Kedudukan pun 4-2 untuk Uruguay. Kemenangan itu membuat Uruguay menjadi negara pertama yang mampu juara piala dunia. Prestasi Castro tak berhenti di tahun 1930 saja. Lima tahun berselang, Castro ikut membawa Uruguay sebagai juara Copa America. Di ajang itu, Castro membuat dua gol. Di tahun 1935 itu pula Castro mengakhiri karier di Timnas Uruguay. Dia mengakhiri kariernya sebagai pemain sepak bola pada tahun 1936. Pad atahun itu, dia memutuskan tak lagi memperkuat Nacional, klub asal Uruguay. Di Nacional, Castro terbilang produktif. Dia mempu membuat 149 gol dalam 231 gol.Â
Castro tutup usia pada tahun 1960 ketika berumur 55 tahun. Castro meninggal dunia karena serangan jantung. Cerita Castro, dan juga banyak cerita lain, membuktikan bahwa orang yang kekurangan secara fisik pun bisa berprestasi. Bahkan, prestasinya pun mendunia. Castro bukan satu-satunya orang dengan fisik seperti orang kebanyakan. Kiper Timnas Belanda Maarten Stekelenburg. Pemain yang kini bermain di Everton tersebut memiliki satu telinga yang tak bisa mendengarkan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H