Mohon tunggu...
Kholil Rokhman
Kholil Rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - IG di kholil.kutipan

Manata hati merawat diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jika Tahu Rugos, Berarti Anda Sudah Tua

25 Februari 2020   12:42 Diperbarui: 25 Februari 2020   12:47 3799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto diambil dari twitter @nostalgiaan.

Zaman sudah bergerak maju luar biasa. Teknologi telah mengubah banyak hal. Sesuatu yang dulu ada dan dibutuhkan, karena perkembangan teknologi, kini sudah jarang.

Salah satu yang tenggelam karena teknologi adalah rugos. Ya, rugos yang pada sebelum dekade 80-an, dekade 80-an, sampai pertengahan dekade 90-an masih cukup dikenal. Saya termasuk orang yang mengalami masa-masa adanya rugos. Rugos adalah kependekan dari huruf gosok.

Apa itu rugos? Sederhananya adalah selembaran seukuran buku tulis. Catat ya, hanya selembar. Rugos ini gambar gosok yang berbentuk huruf dan angka. Ada pula yang hanya huruf saja atau angka saja. Ada huruf A sampai Z dan ada angka 0 sampai 9. Di selembaran itu ada beberapa huruf A dengan beberapa ukuran, ada juga huruf B, C, sampai Z. Di selembaran itu ada juga angka 0 sampai 9.

Lalu apa fungsi rugos itu? Begini gambarannya. Ada karya tulis atau sejenisnya tentu membutuhkan halaman depan atau cover. Di halaman cover karya tulis itu umumnya tertulis judul karya tulis dan penulisnya. Nah huruf dan atau angka di rugos itu ditempelkan dan digosok (bisa memakai uang receh) untuk bagian cover guna dirangkai menjadi kata.

Misalnya, di cover karya tulis itu bertuliskan judul karya tulis misalnya "Efek Kinerja Bagus Atasan pada Bawahan di Rumah Makan X". Nah, si penulis harus menempelkan dan menggosok rugos huruf E, huruf f, huruf e, huruf k dan seterusnya. 

Tapi menggunakan rugos ini harus teliti dan rapi. Sebab, kalau sampai tidak rapi, rentetan hurufnya tidak lurus. Misalnya dalam kata "Efek" E lebih tinggi dari f  atau sebaliknya. Semakin banyak huruf yang dibutuhkan semakin banyak pula berlembar lembar rugos yang digunakan.

Huruf-huruf di rugos itu menempel dengan tekstur timbul. Sehingga cover karya tulis menjadi bagus. Rugos itu digunakan karena teknologi komputer di masa itu belum masif. Kini dengan teknologi komputer dan fotokopi tulisan bertekstur timbul, rugos mungkin sudah jarang digunakan. Saya masih menemukan di perdagangan online ada pihak yang jualan rugos. Mungkin untuk digunakan atau mungkin hanya kenangan.

Bagi anak yang lahir setelah masa reformasi, mungkin jarang yang mengetahui rugos. Bahkan, ada saja mereka yang tak tahu rugos itu apa. Jadi, bila Anda mengetahui dan bahkan pernah menggunakan rugos, sepertinya Anda sudah tua hahaha.

Tapi di sisi lain, bagi orang seperti saya, sebuah kenikmatan besar mengetahui hal yang jadul sampai hal yang modern. Sebab, bagi orang yang lahir tahun 80-an, pernah merasakan adanya rugos di masa lalu dan merasakan adanya komputer dan HP yang canggih di masa kini. Orang seperti saya juga merasakan ketika TV hanya ada satu channel yakni TVRI, sampai mengalami TV ada banyak channel sampai TV yang mulai ditinggalkan orang karena sudah ada internet.

Zaman sudah berubah luar biasa. Tinggal bagaimana, bagi kita untuk menyikapinya selayaknya manusia menyikapi segala perubahan dan efek sampingnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun