Mohon tunggu...
Kholil Rokhman
Kholil Rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - IG di kholil.kutipan

Manata hati merawat diri

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tango Harus Belajar dari Bencana 1993

6 Agustus 2017   18:29 Diperbarui: 6 Agustus 2017   18:39 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pagi hari, 6 September 1993, media olahraga Argentina El Grafico memberi pesan duka dan kekecewaan mendalam. Cover media massa itu diblok berwarna hitam dan bertuliskan 'Verguenza' yang artinya kira-kira 'memalukan'. 

Cover heboh itu tak lepas dari pembantaian yang dilakukan Kolombia pada Argentina di kualifikasi Piala Dunia 1994. Saat itu, Kolombia yang dilatih Francisco Maturana membabat Argentina dengan skor 5-0. 

Kekalahan telak itu terjadi di kandang Argentina, Stadion Monumental Antonio Vespucio Liberti di Buenos Aires. Saat itu, Argentina yang memang tak memakai jasa Diego Maradona dibantai oleh gol-gol pemain Kolombia yang dibuat Freddy Rincon (2 gol), Faustino Asprilla (2 gol), dan Adolfo Valencia. 

Itu adalah kekalahan telak Argentina pertama sejak tahun 1958. Pada Piala Dunia 1958 Argentina kalah 1-6 dari  Cekoslowakia. Kekalahan atas Kolombia itu memunculkan dua sisi yang berbeda. Argentina merana dan Kolombia lolos langsung ke Piala Dunia 1994. Bahkan, legenda sepak bola Brasil, Pele, kala itu mengatakan bahwa Kolombia adalah kandidat kuat juara Piala Dunia 1994. 

Sementara, kekalahan itu membuat Argentina harus melalui jalur play off untuk bisa lolos ke Piala Dunia 1994. Alfio Basile, pelatih Argentina kala itu langsung mendatangi Maradona. Dia meminta pemain kidal itu masuk skuat dan membantu Argentina agar lolos ke Piala Dunia 1994. 

Maradona pun kemudian menyanggupinya. Argentina dengan Maradona, akhirnya lolos ke Piala Dunia 1994 setelah di play off bermain 1-1 di kandang Australia dan menang 1-0 di kandang sendiri. 

Jalan berliku tim yang berjuluk Tango ke Piala Dunia 1994 itu harus jadi pelajaran. Pasalnya, di kualifikasi Piala Dunia 2018, Argentina harus melalui jalan yang terjal. Kini, mereka ada di posisi lima klasemen sementara kualifikasi Piala Dunia 2018. Jika sampai akhir klasemen posisi Argentina tidak berubah, mereka harus menjalani laga play off untuk bisa lolos ke Rusia 2018. Jika harus play off, maka itu adalah cerita yang berulang dari kejadian di 1993. 

Kini, untuk tidak terjebak pada kejadian 1993, Argentina paling tidak harus menang di empat laga sisa. Mereka akan melawan Uruguay, Venezuela, Peru, dan Ekuador. Selain harus tidak mengulangi cerita 1993, Argentina juga berharap pada sihir Jorge Sampaoli. Lelaki plontos itu didapuk jadi pelatih Argentina menggantikan Edgardo Bauza yang dinilai gagal. 

Bagaimana cerita Argentina di kualifikasi Piala Dunia 2018? Kita tunggu saja. Apakah derita 1993 akan berulang atau Argentina akan melambung tingi di empat laga sisa untuk kemudian melenggang ke Rusia. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun