Pada Piala Dunia 1982, Argentina kembali menerapkan aturan yang sama. Imbasnya, nomor punggung 1 dipakai gelandang Osvaldo Ardiles dan nomor punggung 22 dipakai bek Jose Van Tuyne. Namun pada Piala Dunia 1982, skema nomor punggung berdasar alfabet tak sesempurna pada Piala Dunia 1978.
Pada Piala Dunia 1982, pelatih Argentina Luis Cesar Menotti memberikan keistimewaan pada Diego Maradona. Pemain yang kala itu masih berusia 21 tahun tersebut diberi nomor punggung keramat, yakni nomor 10. Jika diurutkan berdasarkan alfabet, harusnya Maradona mendapatkan nomor punggung 12. Sementara yang harusnya berhak mendapatkan nomor punggung 10 adalah Patricio Hernandez.
Nomor punggung 10 memang nomor yang diberikan pada pemain istimewa. Maradona pun selalu memakai nomor punggung 10 di Timnas Argentina hingga Piala Dunia 1994. Kini, nomor punggung 10 di Timnas Argentina dipakai Lionel Messi.
Cerita "rusaknya" pemberian nomor punggung berdasarkan alfabet nama pemain juga terjadi pada Belanda di Piala Dunia 1974. Sama seperti Timnas Argentina di Piala Dunia 1982, nomor punggung alfabet Belanda itu tak sempurna. Sebab, Belanda mengistimewakan bintang mereka Johan Cruyff.
Cruyff tetap memakai nomor kebanggaannya, nomor 14. Padahal, jika mengacu alfabet, Cruyff harusnya mendapatkan nomor punggung 1. Nomor punggung 1 pun akhirnya diberikan pada gelandang Ruud Geels.
Beda dengan Maradona yang suka nomor 10, Cruyff memang suka nomor 14. Sebenarnya Cruyff menyukai nomor 14, secara tak sengaja. Pada 30 Oktober 1970 dia yang membela Ajax akan main melawan PSV. Saat di ruang pemain, rekan Cruyff bernama Gerrie Muhren kehilangan kostum bernomor 7. Akhirnya Cruyff memberikan kostum nomor punggung 9 miliknya ke Muhren.
Cruyff kemudian mencari kostum lain di keranjang. Kostum tersebut bernomor 14. Di laga melawan PSV itu pun Ajax menang. Sejak saat itu Cruyff selalu memakai kostum bernomor 14. Pengecualian terjadi saat dia main di Barcelona karena memakai nomor 9. Kenapa? Karena pemain inti nomor punggungnya dibatasi sampai nomor 11 saja.
Peserta piala dunia pertama kalinya diminta memakai kostum bernomor punggung pada Piala Dunia 1954.
Pada zaman ini, nomor di kostum pemain saat piala dunia bertambah. Sejak Piala Dunia 1994, selain nomor punggung dan nomor celana juga ada nomor dada. Aturan ini dibuat agar memudahkan wasit saat pemberian kartu pada pemain. Jika hanya ada nomor punggung maka wasit kadang harus meminta pemain yang mendapatkan kartu untuk membalikkan badan agar diketahui berapa nomor punggung pemain yang bersangkutan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H