[caption id="attachment_169638" align="alignleft" width="622" caption="Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus cucu Pendiri NU, A Muhaimin Iskandar, menyampaikan tausiyah dan pesan-pesan moral politik bangsa dalam acara deklarasi dan apel kesetiaan Laskar Ahlussunnah wal Jamaah di Monumen Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat (18/3). Hadir dalam acara itu Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH DR Marsudi Suhud mewakili Ketua Umumnya, KH Said Aqiel Siradj dan Ketua Dewan Pembina Laskar Aswaja Marwan Jafar. (FOTO: HERU WIDODO/LUKMAN H ZUHDI)"] [/caption] Jakarta, www.laskar.aswaja.or.id,- Ketua Dewan Pembina Laskar Aswaja, Marwan Jafar, mengatakan kehadiran Laskar Aswaja sesungguhnya ingin mengambil bagian untuk memperbaiki kondisi keprihatinan tersebut. Menurut Marwan Jafar, Laskar Aswaja mengusung motto ‘Menjaga Aswaja, Mengawal Indonesia’ akan konsentrasi terhadap tiga isu penting. Pertama, isu disintegrasi bangsa dan terorisme yang mencoba merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan eksistensi Islam ala Ahlussunnah Wal Jama’ah. Kedua, isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Asusila) yang sangat sensitif dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Ketiga, isu kekerasan sosial yang belakangan masih saja terjadi di berbagai tempat. “Jika tiga point ini terus dibiarkan tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, kami yakin masa depan Islam ala Ahlussunnah wal Jama’ah yang dianut umat Islam Indonesia sebagai negara bangsa akan hilang dari peta sejarah,” jelas Marwan Jafar dalam Deklarasi dan Apel Siaga Laskar Aswaja di Monumen Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat (18/3/2012). Penjaga Utama Ahlussunnah wal Jama’ah Marwan Jafar menegaskan, nilai dan prinsip Ahlussunnah Wal Jamaah yang meliputi aspek tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), taadul (keadilan), dan tawazun (keseimbangan) harus tetap dijunjung tinggi dan diutamakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. “Karena itu, dalam kondisi apapun, kita harus tetap menjaga sekaligus mengawal kelangsungan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, NKRI dan tokoh muda NU Muhaimin Iskandar dari segala gangguan dan rekayasa politik pihak-pihak tertentu yang mencoba menghancurkan beliau. Sekali lagi, ini sudah harga mati! Siapa pun yang berusaha melawan, pasti kita hadapi!” tegas Marwan Jafar di hadapan ribuan massa apel siaga kesetiaan itu. Harmonisasi dan Stabilisasi Kehidupan Muhaimin Iskandar mengatakan, Islam ala Ahlussunah Wal Jama’ah, Islam inklusif dan Islam berwajah khas Indonesia masih tetap menjadi pilihan terbaik bagi keharmonisan dan stabilisasi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara ini. Sebab, inilah yang menjadi warisan leluhur Wali Songo, ulama-ulama (salafus shalih), pendiri NU dan pendiri bangsa negara Indonesia. “Kami sebagai pewaris mereka, berkewajiban untuk membentengi dan meneruskan perjuangan ini. Karena sesungguhnya inilah yang sedang dirindukan umat, masyarakat dan seluruh elemen bangsa ini,” tandas Muhaimin Iskandar, yang termasuk cucu salah satu pendiri NU KH Bisri Syamsuri. Muhaimin Iskandar menambahkan, penguatan dan peneguhan solidaritas seluruh elemen bangsa menjadi sangat penting dalam kondisi saat ini. Karena itu, semua pihak wajib berupaya menciptakan kebersamaan dalam perjuangan dan pengorbanan demi masa depan bangsa dan negara yang damai, tenang, tentram, dan bahagia. Adapun pendekatan penyelesaian yang menggunakan cara-cara kekerasan, intimidasi dan memaksakan kehendak terhadap kelompok lain dan masyarakat harus segera diakhiri dan ditinggalkan. “Saya secara pribadi sangat gembira dan mendukung penuh lahirnya Laskar Aswaja. Kehadiran Laskar Aswaja melebihi ruh dan fungsi-fungsi kepartaian. Untuk itu, marilah gerakan ini kita jadikan kesadaran bersama bagi seluruh pengikut Ahlussunnah Wal Jama’ah. Ini menentukan hidup dan matinya Indonesia,” tukas Muhaimin Iskandar. Benteng dari Virus Ideologi Transnasional Laskar Aswaja adalah organ sayap utama Gerakan Muda Mudi Ahlussunnah Wal Jama’ah (GM Aswaja). Dideklarasikan di Monumen Tugu Proklamasi pada hari Minggu tanggal 18 Maret 2012 dihadiri sekira 3.000 massa dari berbagai penjuru Jakarta. Massa berdatangan dengan memakai pakaian serba putih, kopiah putih, dan sebagian memegang tasbih dan jubah. Deklarasi dan apel siaga Laskar Aswaja ini diisi dengan upacara kesetiaan terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pembacaan shalawat Nabi, dan doa bersama untuk keutuhan bangsa.
Pada saat komandan upacara meneriakkan yel-yel “Hidup Laskar Aswajaaa...”, serentak massa menjawab “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar” seraya mengepalkan tangan ke atas simbol kesiapan melawan segala kemungkaran.
Laskar Aswaja penjaga utama Ahlussunnah Wal Jama’ah, termasuk untuk membentengi dari virus ideologi transnasional yang tidak sesuai konteks keindonesiaan dan menolak radikalisme berbasis agama. (CHOULIEYLL) KETERANGAN FOTO: Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus cucu Pendiri NU, A Muhaimin Iskandar, menyampaikan tausiyah dan pesan-pesan moral politik bangsa dalam acara deklarasi dan apel kesetiaan Laskar Ahlussunnah wal Jamaah di Monumen Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat (18/3). Hadir dalam acara itu Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH DR Marsudi Suhud mewakili Ketua Umumnya, KH Said Aqiel Siradj dan Ketua Dewan Pembina Laskar Aswaja Marwan Jafar. (FOTO: HERU WIDODO/LUKMAN H ZUHDI)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI