Mohon tunggu...
Kholilul Rohman Ahmad
Kholilul Rohman Ahmad Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Publikasi merdeka dan beradab

Suka menulis, membaca, dan fotografi. Tinggal di Jakarta dari Magelang Jawa Tengah. Menulis menyimpul kata-kata, yang terucap menjadi tertulis, agar indah dan riang gembira.

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKB Magelang: Jangan Hakimi Cak Imin dengan Opini Negatif

3 Oktober 2011   12:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:23 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hargai setiap proses hukum yang berlangsung di negeri ini. Dan saya meminta supaya orang yang belum terbukti bersalah jangan dihakimi dengan opini negatif secara massif dan sepihak, hanya karena tekanan dan keinginan pihak-pihak lain yang ingin menghancurkan eksistensi PKB.” (Ketua DPC PKB Magelang Muhamad Achadi)

[caption id="attachment_134823" align="alignleft" width="266" caption="Ketua DPC PKB Magelang Muhamad Achadi. (foto: kholilul rohman ahmad)"][/caption] MUNGKID, www.fraksi.pkb.or.id, -- DPC PKB Kabupaten Magelang akhirnya angkat bicara terkait adanya kiriman karangan bunga misterius di kantor partai di Jalan Magelang-Jogjakarta tepatnya di Desa Blondo Kecamatan Mungkid, dua hari lalu. Hal itu dianggap sebagai kewajaran dan bentuk apresiasi masyarakat atas kasus yang menimpa Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar. "Setelah kami cek isi karangan bunga tersebut, ternyata tidak ada nama dan alamat pengirim secara jelas, meski demikian, kami merespon secara positif bahwa pengirim karangan bunga tersebut bermaksud baik," kata Ketua DPC PKB Kabupaten Magelang, Muhammad Achadi, saat konferensi pers di Kantor DPC setempat, Senin (3/10/2011). Terkait isi kiriman bunga yang mengatasnamakan warga Nahdiyin, Achadi menganggap hal itu sebagai kewajaran. "Karena PKB satu-satunya partai yang lahir dari NU sehinggamengatasnamakan warga nahdiyin untuk memberikan masukan, dukungan dan kritik itu wajar," terang pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Magelang ini. Lebih lanjut Achadi menuturkan pihaknya akan tetap memberikan dukungan kepada Muhaimin Iskandar untuk menjalankan amanah partai dan masyarakat. "Menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga amanah yang akan tetap kita dukung," terang Achadi. Pernyataan tersebut juga sebagai jawaban atas kritik terkait sikap diam yang dilakukan DPC PKB Magelang saat ketua umum partainya mendapatkan sorotan atas kasus dugaan suap percepatan pembangunan infrastruktur daerah transmigrasi (PPIDT). "Secara kelembagaan terus menerus kita berikan dukungan," tambah dia. Achadi berharap, masyarakat maupun konstituen serta pengurus PKB bersikap arif dalam menghadapi cobaan yang sedang menimpa partai. "Hargai setiap proses hukum yang berlangsung di negeri ini. Dan saya meminta supaya orang yang belum terbukti bersalah jangan dihakimi dengan opini negatif secara massif dan sepihak, hanya karena tekanan dan keinginan pihak-pihak lain yang ingin menghancurkan eksistensi PKB," harap dia. "Biarkan proses hukum berjalan. Sebab siapapun tidak ada yang kebal di depan hukum," tambah mantan wartawan Bernas ini. Achadi menegaskan PKB secara terbuka siap menerima kritik dan masukan demi kemajuan partai. "Kami terbuka, silahkan kritik disampaikan langsung secara santun konsturktif demi kemajuan bersama," kata dia. Sebagaimana diketahui, sebuah karangan bunga mengatasnamakan warga Nahdiyin ditaruh di depan kantor DPC PKB. Diduga, hal ini sebagai bentuk kritik atas sikap DPC PKB Kabupaten Magelang yang memilih diam terkait kasus yang sedang dihadapi Ketua DPP PKB, Muhaimin Iskandar. Karangan bunga berbentuk bundar itu bertuliskan “Cak Imin, teruskan berjuang di PKB, Tetap tegar, hadapi cobaan dan fitnah, Jaga NKRI tetap bersatu jangan pecah, selamat berjuang,” di pojok kiri bawah karangan bunga itu terdapat identitas pengirim yang ditulis “Nahdhiyin PKB”. Penjaga kantor DPC PKB, Amprih Supriyanto yang pertama kali mengetahui kiriman itu. (Kholilul Rohman Ahmad)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun