Mohon tunggu...
Kholilul Rohman Ahmad
Kholilul Rohman Ahmad Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Publikasi merdeka dan beradab

Suka menulis, membaca, dan fotografi. Tinggal di Jakarta dari Magelang Jawa Tengah. Menulis menyimpul kata-kata, yang terucap menjadi tertulis, agar indah dan riang gembira.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Usung Wayang Yudhistira, Mahasiswa “Grudug” Kemenakertrans

29 September 2011   08:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:30 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_133977" align="alignleft" width="300" caption="Menakertrans A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menerima Wayang Yudhistira dan buku Administrative Leadership in Public Sector dari Forum Mahasiswa untuk Pemerintahan Bersih (FPMB) sebagai bentuk dukungan kepada Cak Imin untuk tetap melanjutkan program reformasi birokrasi di Kemenakertrans, Kamis, 29/9/2011. foto: zainul munasichin "][/caption] Jakarta, www.fraksi.pkb.or.id,-- Sejumlah mahasiswa tergabung dalam Forum Mahasiswa untuk Pemerintahan Bersih (FPMB) mendatangi Kantor Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (29/9/2011). Kedatangan FPMB bertujuan beraudiensi dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) A Muhaimin Iskandar untuk memberikan apresiasi dan dukungan agar terus menjalankan reformasi birokrasi di lembaganya. FPMB menilai, reformasi birokrasi merupakan salah satu syarat fundamental perbaikan pelayanan kepada masyarakat dan perbaikan perekonomian bangsa secara menyeluruh. Reformasi birokrasi bukan sekadar peningkatan gaji atau remunerasi birokrat semata. Namun lebih jauh dari itu, yakni perubahan sikap mental menjadi pelayan profesional sesuai tugas dan tanggung jawabnya. "Kami datang ke sini untuk mendorong Cak Imin agar tegas dan berani melakukan reformasi birokrasi," kata aktivis FPMB Munir dalam audiensi itu. Dikatakan, reformasi birokrasi di sini secara luas bisa diartikan sebagai proses menata ulang, mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik, profesional, efisien, efektif, dan produktif sehingga terwujud sistem atau tata kelola birokrasi yang lebih baik dengan inti utama adalah perubahan perilaku. Menurut FPMB, hambatan nyata dari reformasi birokrasi adalah perilaku korupsi. Banyaknya kasus korupsi di berbagai Kementrian dan Lembaga negara di Indonesia disebabkan karena gagalnya reformasi di tubuh birokrasi. Upaya untuk melakukan reformasi birokrasi selalu dilakukan. Di mata FPMB, lembaga-lembaga pemerintah seperti KPK, Kementrian Keuangan dan Mahkamah Agung yang dijadikan oleh pemerintah sebagai piloting reformasi birokrasi, belum menghasilkan output yang memadai, yakni; transparansi, akuntabilitas publik, dan pengelolaan manajerial yang bersih bebas dari korupsi. "Oleh karena itu, kami meminta kepada Bapak Muhaimin Iskandar jangan mundur. Jangan menyurutkan langkah sedikitpun dalam rangka memimpin langsung reformasi birokrasi di tubuh Kemenakertrans," ujar Munir berapi-api. Yudhistira, Kebenaran, dan Kejujuran Setelah audiensi yang diisi dengan dialog, para mahasiswa FPMB menyerahkan sebuah wayang kulit berbentuk tokoh Yudhistira dan sebuah buku berjudul ”Administrative Leadership in Public Sector” kepada Muhaimin Iskandar. "Saya terima wayang dan buku ini. Semoga jadi penyemangat saya untuk terus bekerja yang terbaik bagi bangsa dan negara. Terima kasih para mahasiswa. Saya juga berpesan agar mahasiswa tetap kritis dan objektif terhadap negara," kata Cak Imin, panggilan akrabnya. Dalam kisah pewayangan ala Jawa, tokoh Yudhistira merupakan simbol raja yang arif dan bijaksana. Penampilannya kalem dan sopan. Akan tetapi saat melihat kemungkaran, ia akan marah dan bisa berubah jadi raksasa yang menakutkan. Ilmu tertingginya adalah Kitab Jalmut Kalimasada yang selalu membimbingnya ke jalan kebenaran dan kejujuran. Yudhistira adalah salah satu referensi kepemimpinan yang ideal ala Nusantara dan Tanah Jawa. Simbol buku diberikan kepada Cak Imin bertujuan dalam mengambil langkah-langkah pembenahan birokrasi juga menggunakan cara-cara modern yang rasional-objektif agar mampu menyesuaikan perubahan jaman dan jeli menghadapi 'pat-gulipat' administrasi birokrasi. (kholilul rohman ahmad) Keterangan Foto: Menakertrans A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menerima Wayang Yudhistira dan buku Administrative Leadership in Public Sector dari Forum Mahasiswa untuk Pemerintahan Bersih (FPMB) sebagai bentuk dukungan kepada Cak Imin untuk tetap melanjutkan program reformasi birokrasi di Kemenakertrans, Kamis, 29/9/2011. foto: zainul munasichin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun