Mohon tunggu...
Kholilul Rohman Ahmad
Kholilul Rohman Ahmad Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Publikasi merdeka dan beradab

Suka menulis, membaca, dan fotografi. Tinggal di Jakarta dari Magelang Jawa Tengah. Menulis menyimpul kata-kata, yang terucap menjadi tertulis, agar indah dan riang gembira.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Puisi Kritis Para Seniman di Gedung MPR

2 November 2011   21:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:08 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_144175" align="alignright" width="444" caption="Acep Zamzam Noor baca puisi di podium kehormatan anggota DPR MPR. Podium ini biasanya dipakai untuk pidato kenegaraan para pejabat negara, seperti Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, dan Ketua Fraksi MPR>DPR. (FOTO: LULUK NURHAMIDAH) "][/caption] JAKARTA, www.fraksi.pkb.or.id, -- Budayawan Nasional D Zawawi Imron menyatakan bangsa ini harus dijaga dan ditata dengan cinta dan hati nurani. Sebab hanya dengan cinta dan hati bangsa Indonesia bisa diselamatkan dari segala kebiadaban dan kesengsaraan rakyatnya. Si Clurit Emas, julukan mediatiknya, menyatakan hal tersebut dalam acara Parade Baca Puisi Pancasila yang diselenggarakan oleh Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Majelis Permusyawaratan Rakyat (FPKB MPR), di Gedung Nusantara 5, Senayan, Jakarta, Rabo (2/11/2011). Acara dihadiri Ketua Fraksi PKB MPR Lukman Edy dan dibuka oleh Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin serta dihadiri ratusan budayawan dan seniman lokal dan nasional. Hadir pula seniman kaliber nasional Acep Zamzam Noer, Sosiawan Leak, Jose Rizal Manua, dan Asrizal Noor. Acara dipandu oleh fungsionaris DPP PKB, Mabroer MS dan Luluk Nurhamidah. Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan aspresiatif terhadap acara bergengsi ini lantaran unik dan menawan sebagai bagian dari upaya memasyarakatkan Pancasila kepada segenap warga Indonesia. "Setahu saya belum pernah ada acara seperti ini sehingga layak diapresiasi dan dicontoh untuk diteruskan pada kesempatan mendatang," katanya. Dalam acara itu Lukman Hakim membacakan puisi karyanya sendiri berjudul “Senjakala” dan “Filsafat Kepalsuan”. Pemerintah Baru Sadar Kebudayaan Ketua Fraksi PKB MPR Lukman Edy menyatakan, kebudayaan merupakan hal tak terpisah dari empat pilar kebangsaan dan terkandung mendalam di dalam setiap pasal. Perubahan demi perubahan Undang-Undang Dasar tak lepas dari perkembangan kebudayaan yang menjadi karakter bangsa. “Perubahan UUD 1945 harus mempunyai perspektif kebudayaan agar menyentuh ke dalam relung hati masyarakat Indonesia,” kata LE, panggilan akrabnya. Secara normatif LE menyatakan bahwa 4 pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI) sudah memenuhi unsur kebudayaan yang menjadi karakter bangsa Indonesia. Oleh karena itu ia berharap aspek kebudayaan dalam konstitusi jangan sampai luntur supaya menyentuh relung hati bangsa Indonesia. Dikatakan, pendekatan dalam sosialisasi 4 pilar kebangsaan harus mempunyai pendekatan baru, antara lain dengan menggabungkan unsur kebudayaan di dalamnya. Sebab terobosan yang paling rasional adalah melalui kebudayaan karena dinilai lebih menyentuh. “Apalagi selama ini sosialisasi Pancasila lebih banyak bersifat doktrinal,” katanya. Dalam kesempatan itu LE juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah yang telah menempatkan kebudayaan ke dalam kementerian yang semestinya, yakni bersanding dengan pendidikan. Sebab selama ini kebudayaan dipersamakan dengan pariwisata. “Tampaknya pemerintah baru sadar sekarang. Dulu kebudayaan ditempatkan sebagai bagian dari pariwisata. Padahal kebudayaan bukan soal tari-tarian semata. Kebudayaan terkait erat dengan karakter bangsa,” kata LE disambut tepuk tangan hadirin. Dalam acara itu LE juga membaca puisi berjudul “Inilah Bangsaku, Inilah Puisiku”. Pejabat Baca Puisi di Gedung MPR Selain Lukman Edy dan Lukman Hakim, sejumlah pejabat juga ikut membacakan puisi. Antara lain Anggota KPI Idy Muzayyad membaca puisi “Di Mana Pancasila” karya A Mustofa Bisri, Asep Zamzam Noer baca puisi karyanya sendiri berjudul “Puisiku” dan “Puisi Cinta”, Luluk Nurhamidah dengan puisi “Negeri Air”, dan Sosiawan Leak beratraksi puitis dengan judul “Pelacur Babi”. Acara dimeriahkan musikalisasi puisi oleh group musik etnik “Sanggar Matahari’. Acara selama sekira 3 jam di Gedung MPR itu berlangsung penuh riang gembira dan menjadi semacam parayaan seniman dan budayawan di gedung rakyat secara bebas tanpa sensor. Mereka secara bebas mengekspresikan kegundahan hati dan kritiknya terhadap perjalanan bangsa Indonesia dengan kata-kata puitis dan kritis. Ketua Pelaksana Eman Hermawan menyatakan, acara Parade Baca Puisi Pancasila ini merupakan salah satu rangkaian acara Bulan Cinta Pancasila (BCP) dan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang diselenggarakan Fraksi PKB MPR. “Kami agendakan acara sosialisasi secara unik ini bisa digelar di beberapa daerah tahun depan,” ujarnya. Diagendakan, kata Eman, puncak acara BCP ini akan ditutup dengan acara Menjadi Fasilitator Nonstop 24 Jam Sosialisasi 4 Pilar oleh Ketua FPKB MPR Lukman Edy pada 9 Nopember 2011 mendatang. (KHOLILUL ROHMAN AHMAD) KETERANGAN FOTO: Acep Zamzam Noor baca puisi di podium kehormatan anggota DPR MPR. Podium ini biasanya dipakai untuk pidato kenegaraan para pejabat negara, seperti Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, dan Ketua Fraksi MPR>DPR. (FOTO: LULUK NURHAMIDAH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun