Mohon tunggu...
Kholil Hidayat
Kholil Hidayat Mohon Tunggu... -

Akulah pangeran tanpa kuda yang bercita-cita menjadi pilot tapi takut ketinggian. \r\n\r\nAku akan membawamu terbang menaiki pesawat, telefon.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malam Ini Aku Teramat Merindu(mu)

29 Januari 2014   22:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:20 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kawan, sudahkah kau lupa dengan sahabatmu yang satu ini?

Aku cukup tahu, waktu terkadang membawa kita pada impian yang berbeda, bukan hanya waktu tapi orang-orang yang ada di sekitar kita juga tsering memberi sumbangsi yang cukup besar untuk perubahan hidup kita.

Kawan, malam ini aku teramat merindu(mu) aku ingin kita bisa duduk berdua di bawah temaramnya cahaya bulan seperti dulu. Aku selalu percaya, setiap orang bisa berubah, setiap tempat pun bisa berubah tapi tiadalah kenangan itu akan berubah. Kawan, aku ingin malam ini kita berbincang selayaknya lelaki yang ingin belajar menjadi dewasa.

Kau tahu, aku masih sangat ingat sebuah cita yang kau sampaikan padaku. Dulu setelah kita mengaji di surau Eyang Engkus kita selalu menyempatkan diri duduk-duduk di gubuk kecil di tengah pematang sawah. Aku ingat sebuah cita yang amat gamblang kau katakan kala itu, dulu kau bilang kau ingin membahagiakan kedua orangtuamu. Kau bilang kau ingin mengajak mereka jalan-jalan ke banyak tempat wisata. Bahkan kau pernah bercerita kau ingin membuatkan rumah yang lebih nyaman untuk mereka, yang megah seperti yang ada di layar televisi.

Malam ini, betapa pilunya aku mendengar penuturan ibumu. Kau tahu aku bukanlah orang yang suka menangis, tapi malam ini bulir air mataku terjatuh tanpa sadar di depan ibumu. Entahlah, aku sungguh teramat tak tahu apa yang sebenarnya terjadi padamu.

Kawan, malam ini aku teramat merindu(mu), aku ingin kita duduk berdua dan bercerita layaknya dua orang lelaki yang ingin belajar mendewasa. Kau tahu, kau masih salah satu daftar teratas orang yang menjadi inspirasiku untuk mengejar mimpi-mimpi. Kau adalah teman yang pertama kali mengenalkanku tentang indahnya bermimpi. Aku percaya kenangan itu masih ada dan aku percaya kau pasti masih tetap sama dengan segudang mimpimu.

Aku hanya teramat merindu(mu), dan aku teramat ingin duduk berdua denganmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun