Mohon tunggu...
Kholil Hidayat
Kholil Hidayat Mohon Tunggu... -

Akulah pangeran tanpa kuda yang bercita-cita menjadi pilot tapi takut ketinggian. \r\n\r\nAku akan membawamu terbang menaiki pesawat, telefon.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surgaku di Tepi Jalan

24 Desember 2013   21:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:31 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak perlu kemeja wangi,
cukup kaos oblong bolong-bolong
menyesak di antara tumpukan peluh
lampu merah berarti jalan
lampu hijau berarti lari

lima ribu baginya makan siang
sepuluh ribu baginya hidup seharian
tak harus bergambar proklamator
I Gusti Ngurah Rai sudah istimewa

datang pagi pulangnya malam
mandi keringat baginya kewajiban
menyerah berarti mati perlahan
bercumbu dengan asap knalpot adalah keharusan

matahari adalah kawan
rintik hujan adalah cobaan
tumpukan kertas bagaikan tempe mendoan
sehari tak habis berarti basi

(Banajarnegara, 2013)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun