Kekhawatiran Amerika Serikat menanggapi program nuklir yang di kembangkan Iran terlalu berlebihan. Bahkan AS terus berusaha mempengaruhi negara-negara lain untuk mendukung penjatuhan sanksi terhadap Iran. Disamping itu Dewan Keamanan PBB juga sependapat dengan AS yang menduga bahwa program nuklir Iran digunkan untuk memproduksi senjata nuklir. Amerika juga menyalahkan china yang keberatan memberikan sanksi terhadap Iran. Dilema yang dialami china membuatnya bingung untuk berpihak kepada siapa. karena di satu sisi, bisnis minyak yang sedang dilakukan dengan Iran sangatlah penting. Tapi di sisi lain, sebagai anggota PBB, China juga bertanggung jawab menjaga perdamaian dunia.
Dalam menghadapi sanksi-sanksi tersebut, Iran tidak merasa khawatir. Bahkan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad tidak menanggapi serius hal itu, justru beliau menganggap bahwa negara-negara besar dunia yang ikut menjatuhkan sanksi telah membuat keputusan yang “konyol”. Karena sanksi tersebut tidak akan menghentikan program nuklir yang sedang berlangsung.
Menurut saya, penjatuhan sanksi terhadap Iran bukanlah hal yang masuk akal karenal isu yang di lontarkan Amerika tentang pembuatan senjata nuklir di Iran tidak terbukti. Selain itu, kalau Iran tidak diizinkan mempunyai nuklir lalu kenapa Amerika memilikinya ?
Semua itu hanyalah sebuah ketakutan pribadi yang dirasakan Amerika sebagai negara maniak perang. Mungkin negara super power tersebut khawatir jika mendapatkan saingan dengan kekuatan yang lebih besar.
Sebenarnya penggunaan reaktor nuklirtersebut hanyalah untuk pembangkit tenaga listrik karena konsumsi energi listrik di Iran yang semakin tinggi. Di samping itu pasokan listrik juga disalurkan ke negara-negara di kawasan timur tengah seperti Syria, Georgia, Irak, Pakistan, hingga India.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H