Seorang guru adalah seorang yang berkewajiban memberi ilmu kepada para pelajar. Lantas bagaimanakah seharusnya seorang guru itu bertindak?
Beberapa saat yang lalu saya bertemu dengan guru SMA saya, beliau bercerita bahwa adik-adik kelas saya sekarang ini lebih sulit sekali untuk diatur daripada angkatan-angkatan sebelumnya. Mereka tidak memiliki semangat dalam belajar dan cenderung lebih suka bermain bahkan tawuran. Kata guru saya tersebut akan lebih mengutamakan mendidik saat proses belajar belangsung daripada mengajar. Beliau yang melihat saya agak bingung dengan perkataannya tadi akhirnya memberi penjelasan mengenai perbedaan antara mendidik dan mengajar.
Mengajar merupakan proses menyampaikan materi yang kita ketahui ke para pelajar yang belum mengetahui. Mengajar bisa berkaitan dengan mendidik, meski memiliki arti yang sedikit berbeda. Mengajar lebih condong ke sudut pelajaran yang berupa ilmu pasti dan sosial, sedangkan mendidik lebih mengarah ke sudut ahklak, perilaku dan sifat. Karena jika dilihat dari sudut jenjang akademis maka prosentase mengajar dan mendidik akan berbeda pada setiap tingkat, jika kita sadari.
Pada masa Taman Kanak-kanak, disini lebih banyak berlangsung proses mendidik jika dibanding mengajar. Bisa dikatakan prosentasenya adalah 90% untuk mendidik dan 10% untuk mengajar. Jenjang berikutnya, Sekolah Dasar 80% untuk mendidik dan 20 % untuk mengajar, dan akan terus berkurang prosentase mendidik sedang prosentase mengajar bertambah setiap kenaikan kelas. Dan akhirnya, sudah sangat sedikit prosentase mendidik yang diberikan kepada para mahasiswanya. Salah satu alasannya adalah bertambahnya kedewasaan, meski itu semua relatif. Begitulah kurang lebih penjelasan yang saya dapatkan.
Ternyata antara mendidik danmengajar mempunyai makna yang berbeda. Sekarang saya tahu apa dan bagaimana seharusnya seorang guru itu dalam menyampaikan ilmu-ilmu disekolah yaitu disesuaikan dengan kondisi dari pelajar itu sendiri. Kalau akhlak dari para pelajarnya sudah tertata dengan baik pasti proses belajar akan berlangsung lancar dan kondusif. Karena siswa yang berakhlak mulia pasti akan menghargai guru dan mengetahui tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar.
Demikian sedikit yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam tulisan ini.
Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H