Mohon tunggu...
Kholilurrohman HI
Kholilurrohman HI Mohon Tunggu... -

more about me?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lika–Liku Kehidupan Kost

15 Januari 2011   01:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:35 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah tempat tinggal atau penginapan yang mempunyai ukuran luas dan fasilitas terbatas yang disesuaikan dengan seberapa tebal isi dompet kita, dengan system pembayaran yang tidak pasti, bergantung aturan pemilik tempat, bisa perbulan, persemester atau juga pertahun, tapi yang jelas disana kita hanya numpang hidup dan tidak berarti dengan membayar kita dapat memiliki tempat tersebut, karena itu bukanlah system pembayaran seperti angsuran kredit rumah atau kendaraan yang jika sudah lunas sesuai perjanjian, kita bisa memilikinya seutuhnya.Di tempat tersebut kita hanya memiliki kekuasan penuh terhadap sebuah ruang yang dibatasi oleh isi kantong kita masing-masing.Dan ditempat tersebut kita harus hidup dengan banyak orang dengan aneka ragam latar belakang yang berbeda, berbeda suku, bahasa, profesi dan berbeda cara hidup.Meski begitu, ada satu hal yang membuat sama, yaitu status, sama-sama menumpang ditempat orang, perasaan senasib, sama-sama hidup jauh dari keluarga,sepenanggungan, sama-sama harus membayar jika tinggal ditempat tersebut, dan harus berbagi tempat dan fasilitas tanpa boleh mengganggu kepentingan satu sama lain.

Ya, tempat tersebut adalah sebuah kost-kost an.Tempat dimana para perantau merebahkan badan dan pikiran setelah seharian bergelut dengan kerasnya kehidupan agar esok siap memulai pertarungan dan persaingan yang lebih keras antar jutaan manusia lainnya demi tercapai cita-cita.Tempat dengan segala keterbatasannya jika kita bandingkan dengan rumah sendiri.Di kost-kost an kita dapat menemukan aneka jenis orang dengan kompleksitas masing- masing, ada dari kalangan Mahasiswa baik yang berasal dari tanah Jawa atau luar Jawa, bahkan ada beberapa kost yang ditinggali mahasiswa dari negeri sebrang, kita juga dapat menemukan orang yang tiap hari jualan keliling menawarkan bakso dengan grobak dorongnya di kost-kost an, tukang sayur yang tiap pagi keliling kompleks,pemilik warung, PSK yang selalu bergentayangan tiap malam ditempat prostitusi, pegawai swasta ,aparat kepolisian, dosen atau pengajar, dan beragam orang unik lainnya.Mereka dapat dengan mudah kita temui disebuah tempat yang bernama kost–kost an.

Itu adalah sekelumit tentang definisi sederhana sebuah kost yang memiliki keanekaragaman kehidupan yang kompleks.Tapi disini saya tidak akan memaparkan semua lika-liku para penghuni tempat yang bernama kost tersebut, tapi khusus akan saya paparkan lika-liku seluk serta-beluk salah satu penghuni kost yang digadang-gadang sebagai generasi penerus bangsa, entah itu sebagai generasi penerus pembangunan atau malah sebagai agen perusak bahkan penghacur pembangunan, yang jelas oleh pandangan umum mereka mempunyai status orang yang berpendidikan, dan masyarakat mengenal mereka dengan sebutan Mahasiswa.

Apakah sebuah keterpaksaan ataukah sebuah pilihan?

Seorang mahasiswa yang tinggal ditempat kost bukanlah karena sepenuhnya keterpaksaan.Mereka bisa saja tinggal ditempat saudara jika ada saudara didaerah sekitar kampus mereka.Bisa juga mengontrak sebuah rumah secara gotong royong yang tentunya lebih luas jika dibanding sebuah kamar kost, atau tinggal di asrama kampus jika kampus mereka menyediakannya, atau bahkan tinggal di UKM tempat mahasiswa berkegiatan dikampusnya.Pada dasarnya jika seorang mahasiswa memilih hidup di sebuah kost, itu bukanlah sebuah paksaan dari orang tua mereka, itu adalah sebuah pilihan yang harus dipilih oleh mereka, mahasiswa yang jauh dari tempat tinggalnya diperantauan sebagai salah satu sarana pendukung untuk menimba ilmu guna tercapai cita-cita.

Berbagi Suka dan Menanggung Duka

Dipojok sana didepan sebuah kamar sambil bersandar lesu dan murung pada sebuah pintu yang terlalu banyak tempelan stiker,terlihat seorang mahasiswa sedang duduk termenung sambil menatap kelangit-langit bangunan kost seolah Ia mampu dengan jelas menerawang nasibnya hari ini dan tiga hari kedepan, sambil sesekali memegang kepala dan mengelus perutnya yang mulai kembung.Namun seketika Ia kaget dan tersadar dari meditasi penuh iba dan harapnya, karena tiba-tiba Ia mendapati sebuah bungkusan dalam plastik hitam terjatuh didepannya, yang didalamnya tersembunyi sebuah bungkusan penuh tanya yang isinya adalah jawaban dari meditasinya,nasi putih,sambal tempe dan telur rebus.Mahasiswa yang tadinya lesu itu pun segera semangat dan seketika hilang kecemasan dari raut wajahnya akan terawangan nasibnya di hari berikutnya.Sambil menyantap makanannya Ia bergumam dalam hati,ini pemberian malaikat,padahal kenyataannya malaikat itu adalah teman satu kostnya yang bersebelahan kamar dengannya.

Hal diatas adalah salah satu gambaran peristiwa kehidupan yang acap kali dijalani seorang anak kost pada masa akhir bulan, dan itu adalah masalah yang biasa bagi anak kost yang telat mendapat kiriman uang makan dari orangtuanya,sekalipun begitu, perasaan berbagi antar anak kost sangatlah tinggi, tanpa harus dimintai tolong terlebih dahulu, mereka tahu kapan harus berbagi dengan kawan senasib,karena hal itu berlaku kebalikan bagi mereka satu sama lain pada kondisi yang sama, meskipun juga ada salah satu diantara mereka yang kurang memiliki social respect yang peka atau bahkan cuek bebek terhadap kawan senasibnya, tapi mereka tetap saja bisa hidup rukun antar penghuni kost. Di kehidupan sebuah kost memang terdapat keunikan tersendiri yang sebenarnya dapat kita pelajari sebagai bekal hidup di masyarakat kelak, disamping pengetahuan dari pembelajaran formal di bangku kampus.Kita bisa belajar hidup mandiri tanpa harus semua bergantung dari orang tua kita, bagaimana cara mengambil keputusan, dimana benar dan salah kita sendiri yang menanggung segala resiko, bagaimana seharusnya kita bersikap dan bertingkah laku didepan banyak orang dengan latarbelakang yang kompleks, kita belajar berbagi dan tolong menolong terhadap sesama dikehidupan kost,berbagi kamar tidur,berbagi kamar mandi,bahkan berbagi uang dan makanan jika memang dibutuhkan, tanpa harus melihat mereka siapa dan dari mana asalnya.

Belajar Bermasyarakat dari Kehidupan Anak kost

Secuil kompleksitas dari lika-liku kehidupan anak kost sebenarnya dapat kita pakai sebagai media pembelajaran kehidupan dimasyarakat dan di negara kita ini yang memang beraneka ragam. Pada sebuah bangunan kost anda bisa menemukan bagian kebudayaan dari daerah lain yang mungkin kita belum pernah singgah didaerah tersebut, contohnya kita bisa belajar bagaimana cara hidup orang Papua dari mahasiswa Papua,tanpa harus kita tinggal di Papua,kita bisa tahu bagaimana upacara adat orang Jawa, NTT,NTB,Irian Jaya bahkanTimor Leste tanpa harus kesana terlebih dahulu, kita bisa belajar semua hal itu dari para penghuni kost yang disebut mahasiswa.Bahkan luar biasanya lagi, kita bisa mempelajari cara hidup orang luar negeri langsung dari mahasiswa asing yang melakukan study banding dinegara kita, dan itu juga bisa ditemukan disebuah kost-kostan.

Sebuah kost-kost an bisa kita sebut sebagai small country, gambaran dari sebuah kehidupan masyarakat dan negara yang majemuk. Yang didalamnya berisi beraneka lika-liku kompleksitas kepentingan, tujuan, pola dan cara hidup serta sudut pandang antar manusia satu terhadap manusia lain.

Home Sweet Home…

Lika–liku kehidupan kost yang unik dan beraneka ragam tidaklah akan dijalani selamanya oleh para anak-anak kost atau mahasiswa.Setelah mereka menyelesaikan proses pembelajaran formal dari bangku kampus ditambah pembelajaran informal dari kehidupan kost mereka,diharapkan ilmu mereka dapat dimanfaatkan di kampung halaman mereka, untuk kehidupan mereka masing-masing, dan tentu saja untuk bangsa tercinta.

Rasa kebersamaan mereka di kost-kost an akan tetap mereka kenang sebagai bagian dari pembelajaran hidup, baik dikala mereka harus berbagi bahagia dan menanggung derita yang dirasakan bersama.Hal itu sngatlah indah dikenang saat mereka sang anak kost-kost an mulai menjalani hidup yang lebih hebat diluar sana.Namun seindah indahnya kehidupan kost, masakan sang ibu selalu terasa paling indah dan nikmat.

Adalah sebuah ungkapan asing yang sangat tepat “home sweet home” disamping ungkapan ; “sehebat apapun tanah dan negeri orang lain, adalah lebih hebat dan nyaman dirumah dan kampung halaman sendiri.“

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun