Mohon tunggu...
Lijaah.dlm
Lijaah.dlm Mohon Tunggu... Freelancer - Pencari Makna Hidup

Hidup Hanya Sekali, Hiduplah Yang Ber-Arti Random Artikel dan Tulisan, Seputar Kegiatan Sosial, Travelling Alam, Pendidikan dan Kisah Inspiratif. Semoga Bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ocehan: Pikiran Usia 20-an

28 April 2024   11:41 Diperbarui: 28 April 2024   11:45 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senin 15 April, Silaturahmi lebaran di kediaman salah satu teman SMA dulu (Pino Henriko)

Era sekarang, mereka yang kelahiran tahun 2000 an keatas sudah menginjak hampir menuju 25 tahun. Tepatnya 2024 ini usia mereka genap 24 tahun keatas, walaupun biasanya ada juga yang masih 23 tahun. Tapi menurutku itu hal yang biasa, hanya selesih 1 tahun saja. Ngomongin soal usia, tentu kebanyakan orang menaruh standar perkembangan hidupnya yang berorientasi pada umur. Umur menjadi salah satu tolak ukur, udah sejauh apa dan sejauh mana kemajuan hidupnya. Ada juga yang amat meng-agungkan usia prestasi di usia muda seperti halnya  usia dibawah 20 tahun sudah memiliki usaha sendiri, sudah memiliki penghasilan sendiri, mobil, kendaraan, rumah dan pencapaian-pencapaian lainnya. 

Berbeda dengan mereka yang mungkin sudah menikah diusia sangat muda (15-19 tahun). Bagi mereka, untuk bisa bertahan hidup bareng-bareng dengan keluarga kecilnya saja sudah alhamdulillah. arah pemikiran mereka cenderung bagaimana caranya untuk mensejahterakan anak, istri dan suami. ya, mereka terfokus pada keluarga kecil mereka saja. Bisa bertahan hidup, hidup enak, anak terpenuhi kebutuhannya, suami dan istri terpenuhi kebutuhan dan hasrat kebahagiannya sudah lebih dari cukup.

Tapi berbeda dengan mereka yang usia 20-an, masih muda dan baru mengenal sebenarnya dunia sudah berambisi menjadi pahlawan. Terkadang pemikiran-pemikiran mereka yang cenderung terlalu menjurus ke masa depan, membuat mereka terjebak oleh halusinasi akan impian masa depan yang belum pasti akan sampai. Kebanyakan mereka juga berfikir, berencana bagaimana 5-20 tahun kedepan, bagaimana agar bisa ini bisa itu. Padahal sebenarnya konsep dalam merencanakan segala sesuatu dimasa depan tidak serta merta harus memiliki perencanaan secara teoritis saja. tapi juga ada misi-misi kecil yang sedari sekarang harus dibentuk didalam diri kita. Manurutku, terlalu berambisi merencanakan dan memikirkan masa depan secara berlebihan juga sesuatu yang tidak sehat dan tidak baik, terutama untuk kesehatan mental kita. Hal seperti ini cenderung kadang memicu munculnya stres sehingga dampak nya secara tidak langsung perlahan akan menggagalkan rencana kita kedepannya. How? 

Tentu seperti contohnya saya, baru lulus bulan maret yang lalu. kemudian setelah lulus saya langsung berfikir keras untuk merencanakan kedepannya seperti apa. terkadang muncul lecutan semangat yang membara untuk menciptakan langkah-langkah apa yang harus dilakukan. tapi terkadang semangat dan motivasi itu hilang perlahan (belum konsisten). Dari sini saya belajar, bahwa terkadang tidak semua hal harus diburu-buru in. tidak semua hal harus sesuai dengan target kita, kadang santai dan menikmati dulu juga penting. kita hanya manusia biasa yang ditakdirkan untuk hidup dimuka bumi untuk menjadi khalifah dan beribadah kepada tuhan yang maha esa. Nyatanya jika kita dalami lagi, sebenarnya hidup tidak sesulit dan se-ambisi yang kita pikirkan. Hanya saja, perlu pembelajaran, pelatihan, konsistensi dari setiap hal yang kita lakukan setiap harinya dalam hidup sampai nanti kita akan meninggal dunia. 

Jika memang mau menjadi orang yang idealis, maka sisahakn sekian persen (1-10%) untuk kita bisa menerima bahwa realistis itu nyata adanya. 

Tongkrongan anak muda usia 20-an ini ya, kalau engga soal pendidikan, percintaan, pekerjaan, bisnis dan per-healing-an. Atau terkadang menarik juga membahas isu-isu terkini, entah itu politik, pendidikan, mapupun regulasi-regulasi lainnya. Sejauh menjadi seorang pemuda, kerap entah itu benar atau salah atau entah bagaimana kami harus menanggapinya. Banyak nasihat-nasihat orang-orang tua tentang anak muda, misalnya: 

"Mumpung masih muda, berkelanalah sesuka mu, nikmati masa muda sebelum nanti masa tua udah engga bisa apa-apa"......dan ......"Mumpung masih muda, jangan sia-siakan waktu dan tenaga: bekerja keraslah, nabung, investasi, raihlah suksesmu di usia muda"

LAHHH? KOKK? jadi sebenarnya nasihat yang benar apa? sebagai seorang anak muda saya juga bingung menanggapi segelintiran nasihat-nasihat mereka haha. tidak-tidak, sbeenarnya tidak ada yang salah atau yang benar. Bagi saya tiap-tiap mereka yang memberikan nasihat atau nilai-nilai kehidupan sah-sah saja. akan tetapi yang saya pahami adalah, tiap kita manusia cenderung memberikan nasihat berdasarkan pengalaman kita dimasa lalu. sama halnya jika saya memiliki pengalaman A. maka referensi dari apa yang akan saya sampaikan ya berdasarkan pengalaman A. Dan misal dia memiliki pengalaman B. maka pasti referensinya pengalaman B. so, jangan ambil pusing. kita hanya bisa memilih dan menyesuaikan dengan kondisi kita masing-masing. 

yang paling terpenting berusahalah untuk menjadi seorang pemuda yang tetap memiliki prinsip dalam hidup, fokus terhadap perubahan diri menjadi yang lebih baik kedepannya, serta bermanfaat untuk banyak orang dengan potensi yang kita miliki masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun