Mohon tunggu...
Muhammad KholifudinHanif
Muhammad KholifudinHanif Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Just Do It

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Situs Watu Gong, Branding Desa Melalui Pembuatan Infografis Mengenai Potensi Wisata Desa Tumenggungan

27 November 2021   12:47 Diperbarui: 27 November 2021   13:04 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) membuat info grafis tentang situs arkeologi yang ada di Dusun Sawangan, Desa Tumenggungan, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya dalam memperkenalkan potensi lokal yang ada di Dusun Sawangan kepada masyarakat luas. Pada dasarnya kegiatan tersebut merupakan salah satu dari program kerja pokok yang dilaksanakan selama KKN di Dusun tersebut

Di Dusun Sawangan sendiri memang ditemukan beberapa situs arkeologi yang sejauh ini termasuk ke dalam kategori temuan baru, diantaranya yaitu: Situs Watu Gong, Museum Rakyat, Batu Candi Pipi Tangga, dan Yoni Sawangan.

Situs Watu Gong merupakan sebuah situs dengan tinggalan arkeologi berupa batu- berbentuk Gong (alat pukul tradisional) dengan topografi lebih tinggi dan vegetasi berupa pohon sengon.

Sementara itu, Museum Rakyat adalah sebuah rumah oleh tim independen, komunitas, dan warga setempat yang digunakan untuk menyimpan tinggalan arkeologi yang ditemukan di situs watu gong pada saat dilakukan penggalian.

Sedangkan Batu candi pipi tangga sendiri dapat dijumpai di kompleks SDN Tumenggungan untuk hiasan taman, menurut iniformasi masyarakat setempat bahwa keberadaan batu candi tidak pernah berubah dan beberapa batu candi yang lainya dimanfaatkan sebagai pondasi bangunan rumah penduduk atau sebagai pembatas di kompleks Makam Dusun Sawangan.

Dengan adanya info grafis tersebut, diharapkan masyarakat luas dapat menjadi tahu akan keberadaan situs-situs arkeologi tersebut, dan Pemerintah dapat lebih serius mengelola situs-situs tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun