Kenaikan harga BBM jenis Pertamax tidak hanya berdampak pada konsumen , tetapi juga memberi dampak terhadap pengusaha pertashop . Sejak pemerintahan memberi kebijakan untuk menaikkan harga Pertamax , omzet penjualan di pertashop mengalami penurunan drastis. Dikabupaten Jepara , terutama di wilayah perbatasan omzet penjualan sebagian besar pertashop turun lebih dari 60 persen.
"Dari biasanya penjualan kita 1000 liter per hari sekarang turun menjadi 300/400 liter perhari . Tentunya kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga Pertamax berdampak buruk pada omzet penjualan kami selaku pengusaha pertashop , terang pemilik pertashop , Sali Siswoyo ."
Pemilik pertashop mengungkapkan bahwa kenaikan yang terjadi pada BBM jenis pertamax membuat para konsumen pengguna pertamax beralih ke pertalite. Kondisi ini diperparah dengan masuknya pertalite ke pengecer di pedesaan. dimana yang semula harga Pertamax hanya dijual dengan harga 9000/liter sekarang naik menjadi 12.500/liter .
kenaikan yang terjadi pada BBM jenis pertamax ini bukan kehendak para pelaku usaha pertashop , malainkan harga yang terjadi ini murni dari hasil pemerintah pusat .
Sali Siswoyo sebagai pemilik usaha ini berharap agar pemerintah mengkaji ulang kebijakannya dalam menaikkan harga Pertamax. Agar unit usaha pertashop sebagai mitra dari Pertamina bisa sama-sama jalan .Apalagi keberadaan pertashop menjadi garda depan dalam pemasaran produk Pertamax . Sali menilai sudah seharusnya pemerintah bersama-sama mencari solusi ditengah kebijakannya dalam menaikkan harga Pertamax, agar keberadaan pertashop tetap ada untuk menjangkau kebutuhan BBM bagi masyarakat khususnya di pelosok
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H