Mohon tunggu...
Kholifatun Nisa
Kholifatun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tari Dayakan atau Tari Topeng Ireng

3 Maret 2022   07:34 Diperbarui: 3 Maret 2022   07:40 4161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Nurul Kholifatun Nisak

Dayakan merupakan kesenian yang berkembang di daerah Jawa Tengah, salah satunya yaitu kabupaten Temanggung. Masyarakat setempat  sering menyebut Tari Dayakan dengan nama lain Tari Topeng Ireng.

  • Sejarah Tari Dayakan 

 Sejarah berkembangnya Tari Dayakan di daerah Temanggung, khususnya Dusun Gedegan berawal dari kisah Ki Sutupo yang mencari ilmu mengenai kesenian Dayakan. 

Beliau menekuni kesenian tersebut di pulau kalimantan. Ilmu yang diperoleh dari kalimantan kemudian di terapkan di daerah Magelang. Ki Sutopo tidak hanya mengajarkan kesenian tari Dayakan murni seperti yang dipeoleh, namun beliau mengakulturasi antara kesenian dayakan dengan kesenian islam. Adanya tari dayakan yang diakulturasukan dengan kesenian islam bertujuan untuk menyebarkan agama islam melalui kesenian.

  • Makna Dayakan

Tari Dayakan memiliki makna yang terkandung dalam busana, tata rias, dan gerakan nya. Busana yang digunakan memperoleh pengauh Suku Dayak dan Suku Indian di Amerika. Penutup kepala yang digunakan para penari juga memiliki makna. Penutup kepala berwarna putih dan terdapat gambar singa yang menunjukkan simbol bahwa tari tersebut menggambarkan sifat hewan singa yang kuat dan tidak tertandingi. 

Make up yang digunakan terdiri dari berbagai warna diantaranya warna hitam, putih, dan jingga. Ciri khasnya make up tersebut di bentuk corang-coreng seolah-olah seperti wajah harimau. Hal ini memiliki makna keberanian, ketangguhan, dan kekuatan yang tidak tertandingi.

  • Daya Tarik

Gerakan Tari Dayak yang digabungkan dengan gerakan silat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.  Selain itu kostum yang digunakan juga menjadi keunikan dalam tarian ini. Mahkota yang digunakan terdiri dari bulu-bulu yang jumlahnya sangat banyak dan tersusun rapi. 

Saat digunakan untuk menari mahkotanya akan bergerak mengikuti irama penari dan menimbulkan gerakakan yang unik. Kemudian pada riasan wajah yang memadukan warna hitam, putih, dan jingga yang dibentuk menyerupai warna wajah harimau juga menanmbah kesan sangar. Gerakan penari sangat energic dan sangat lincah. Mereka menari mengikuti alunan alat musik yang di tabuh dan menghasilkan irama yang rancak. Tarian ini masih menggunakan musik tradisional gamelan yang utuh dan lengkap.

  • Pementasan Dayakan

Gerakan dasar dari Tari Dayakan hampir sama seperti silat, namun disini tari tersebut diakulturasikan dengan lagu-lagu kesenian islam yang isinya mengingat terkait pentingnya ibadah dan kehidupan setelah di dunia (akhirat).  Kesenian Tari Dayakan ini salah satunya memiliki fungsi sebagai sarana hiburan masyarakat sekitar. Jumlah penari untuk Tari Dayakan berjumlah 16 orang dengan tarian yang diiringi tabuhan gamelan. 

Tari Dayakan biasa dipentaskan atau ditampilkan ketika ada syukuran desa, menyambut datangnya bulan puasa (ruwahan), kirab budaya, festival rakyat, acara-acara seni, undangan acara pernikahan maupun sunatan, dan ketika hari raya idul fitri. Meskipun tarian ini sudah dipadukan dengan kesenian islami, namun masyarakat setempat masih menggunakan sesajen untuk menampilakan tarian tersebut untuk menghormati leluhurnya.

  • Perlengkapan

Banyak perlengkapan yang digunakan saat pementasan Dayakan ini. Perlengkapan busana yang dikenakan untuk Tari Dayakan diantaranya kuluk, bandong, krincingan kaki, sepatu kulit, dan ada beberapa perlengkapan untuk keperluan sesajen.  Perlengkapan sesajen diantaranya pisang, kelapa muda, dupa, kemenyan,  dan berbagai macam bunga seperti mawar, melati, kantil, kenanga, wongso. Kemudian sesajen tersebut disusun dalam satu tempat yaitu tempah atau benda yang terbuat dari bambu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun