Proses belajar mengajar bahasa inggris masih dipandang tidak mudah bagi sebagian besar pendidik maupun anak didik. Hal ini dikarenakan bahasa inggris merupakan bahasa asing yang jarang dan bahkan hampir  tidak pernah digunakan dalam komunikasi sehari hari. Ditambah lagi adanya penerapan Kurikulum Merdeka dalam proses pembelajaran. Hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi pendidik. Untuk itu perlu pemahaman dan strategi tepat bagi pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran khsusnya pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka (Kumer) kepada anak didik.
Berkenaan dengan tuntutan dan tanggungjawab pendidik khususnya dalam penerapan Kumer dalam mata pelajaran bahasa Inggris, guru-guru bahasa inggris madrasah se DIY yang tergabung dalam MGMP Bahasa Inggris bekerjasama dengan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UII Yogyakarta menyelenggarkan workshop dengan tema Getting ready for kurikulum merdeka di MAN 2 Yogyakarta, Selasa (30/1/24).
Kegiatan yang dibuka Wakil Kepala Bidang Kurikulum MAN 2 Yogyakarta, Fajar Basuki tersebut diikuti 35 guru bahasa inggris Madrasah Aliyah perwakilan dari lima provinsi di DIY. Hadir sebagai nara sumber dari Prodi Bahasa Inggris UII Yogyakarta, Anandayu Suri Ardini, S.S., M.A dan Banatul Murtafi'ah S.Pd. M.Pd. Â
Dalam sambutannya Fajar menyampaikan ucapan selamat dating dan sampaikan terima kasih atas kehadiran peserta workshop di madrasahnya. "Semoga kegiaan  berlangsung dengan lancar dan semoga ilmu yang didapatkan mampu meningkatkan kinerja guru khususnya dalam menerapkan kurikulum merdeka dalam pelaksanaan pembelajaran," tegasnya.
Sementara itu nara sumber, Dayu memaparkan tentang Implementing Differentiate Distruction in EFL classroom. Menurutnya ada 4 ways of differentiated instruction, yakni Content, Product Process, Learning Environment. "Mengajar bahasa inggris sangat perlu dibuat suasana nyaman dan menyenangkan. Dengan situasi nyaman tersebut akan memberikan nuansa belajar yang kondusif dan tentu saja mempermudah siswa menyerap ilmu seta materi yang disampaikan oleh guru," ungkap Dayu.
Sedangkan nara sumber Banat menjelaskan tentang desain materi pembelajaran. Banat memaparkan pentingnya memiliki kemampuan dalam mendesain materi pembelajaran mengingat pelajaran bahasa inggris merupakan elajaran yang tidak mudah dipelajari. "Pendidik diharapkan senantiasa berinofasi dan kreatif dalam mempersiapkan materi pembelajaran sehingga minat siswa semain meningkat dalam memngikuti proses pembelajaran," ungkapnya.
Guru Bahasa Inggris MAN 3 Bantul, Kholif Diniawati yang ikut dalam workshop tersebut mengungkapkan rasa senang bisa memperoleh ilmu yang sangat bermanfaat. Menurutnya kegiatan MGMP dengan menghadirkan nara sumber yang kompeten dan sesuai kebutuhan guru yang mampu menginspirasi serta memotivasi dalam menyukseskan proses pembelajaran sangatlah penting.
Ditemui di akhir kegiatan, ketua MGMP Bahasa Inggris DIY, Edi Suparyanto, MA mengungkapkan pelaksanaan workshop merupakan agenda MGMP yang telah direncanakan. Kerjasama dengan perguruan tinggi merupakan agenda yang selalu dijadwalkan dengan tujuan memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan khususnya tentang sistem penbelajaran dan juga teori pendidikan lainnya. "Kami akan lebih meningkatkan kerjasama seperti ini dengan kegiatan lainnya yang semakin bermanfaat tidak hanya bagi pendidik tetapi juga untuk peserta didik," pungkas  Edi. (lif)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H