Jika masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa ini tidak segera diatasi, beberapa dampak buruk dapat terjadi. Pertama, masalah kesehatan mental yang dihadapi mahasiswa berisiko semakin parah, dengan meningkatnya kasus depresi, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental lainnya. Situasi ini dapat memengaruhi kemampuan mahasiswa untuk berprestasi secara akademik, yang berpotensi menurunkan kualitas pendidikan mereka secara keseluruhan.
Kedua, penurunan prestasi akademik dapat menjadi masalah serius. Stres yang berkepanjangan dan burnout dapat menyebabkan mahasiswa kehilangan semangat belajar, sehingga hasil akademik mereka merosot. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan tingkat kelulusan dan merusak citra perguruan tinggi. Ketiga, tekanan finansial yang tidak ditangani dengan baik dapat memaksa mahasiswa untuk mengambil pekerjaan paruh waktu yang tidak relevan dengan bidang studi mereka, yang mengakibatkan hilangnya fokus dan mengurangi kesempatan untuk memperoleh pengalaman yang mendukung karier mereka. Hal ini dapat memperburuk situasi ketika mahasiswa memasuki dunia kerja setelah lulus.
Keempat, dampak pada hubungan sosial juga perlu diperhatikan. Stres yang dialami mahasiswa dapat memengaruhi hubungan mereka dengan teman, keluarga, dan dosen. Ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan baik dapat menyebabkan isolasi sosial, yang pada gilirannya memperburuk keadaan mental mereka. Bahkan yang lebih parahlagi, seperti ditengarai pada beberapa kasus yang terjadi, bisa mendorong terjadinya prilaku nekad bunuh diri.
Tujuan mulia kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka untuk menghasilkan mahasiswa yang lebih mandiri dan siap menghadapi dunia kerja, namun implementasinya membawa tantangan baru. Beban akademik yang semakin berat, biaya pendidikan yang tinggi, dan tekanan gaya hidup modern menciptakan kondisi yang sulit bagi mahasiswa. Â Jika masalah-masalah ini tidak segera ditangani, risiko dampak buruk, seperti penurunan kualitas pendidikan dan kesehatan mental, akan semakin tinggi.Â
Sehubungan hal tersebut, Â dibutuhkan langkah-langkah komprehensif, seperti pemberian beasiswa, subsidi biaya pendidikan, dan dukungan psikologis yang memadai, untuk membantu mahasiswa mengatasi beban yang mereka hadapi tanpa mengorbankan kesejahteraan mereka. Â Penulis percaya, sebagai pribadi yang terpelajar dan berwawasan luas, ketika melihat suatu kebijakan yang sangat penting bagi masa depan bangsa ini lebih banyak madaratnya ketimbang manfaatnya, sebagai seorang presiden Prabowo Subianto akan segera melakukan evaluasi yang komprehensif untuk kemudian menggantinya. Â ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H