Mengembalikan Hakikat dan Tujuan "Study Tour"

Pasca musibah kecelakaan bus rombongan siswa SMK "Lingga Kencana" Depok di jalan raya Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024), yang menewaskan 11 orang, polemik yang menyertainya datang dari berbagai kalangan. Misalnya, ada sejumlah orang tua yang berkomentar  sangat pedas melalaui Medsos menyalahkan pihak guru atau sekolah; ada yang menyalahkan pihak Perusahaan penyedia transportasi; bahkan ada pula pula yang menyalahkan sarana jalan yang dinilai kurang memadai. Di era Medsos saat ini banyak sekali orang Indonesia yang pandai mengkritik dan menyalahkan, tapi kurang cakap untuk memberikan solusi.      

Sejatinya, scara normatif pengertian 'study tour' atau 'kunjungan belajar' adalah  kegiatan pembelajaran di luar kelas atau sekolah yang bertujuan memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta didik. Melalui kegiatan ini, diharapkan peserta didik dapat mengamati, mempelajari, dan mendalami materi pembelajaran di luar lingkungan sekolah. Fungsi utama study tour adalah menghubungkan teori yang dipelajari di kelas dengan praktik atau aplikasi di dunia nyata. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan memperkaya pengalaman belajar siswa, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, serta memperluas wawasan dan perspektif mereka melalui interaksi langsung dengan objek atau lingkungan tertentu.

Study tour idealnya dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret dan bermakna. Misalnya, dalam mata pelajaran IPA, siswa dapat mengunjungi pusat riset, laboratorium, museum sains, taman nasional, kebun binatang, atau akuarium untuk mengamati keanekaragaman hayati. Selain itu, mereka bisa mengunjungi instalasi pengolahan air atau pembangkit listrik untuk memahami proses-proses ilmiah yang relevan. Dalam mata pelajaran IPS dan Seni Budaya, siswa bisa mengunjungi Gedung DPR/DPRD, Pemda, museum, tempat bersejarah, desa adat, pasar tradisional, galeri seni, sentra industri kecil, koperasi, atau menyaksikan pertunjukan seni tradisional. Mereka juga bisa mengunjungi stasiun televisi, radio, atau media lainnya untuk mempelajari industri media.

Berdasarkan pengamatan dan pemahaman saya, praktik penyelenggaraan study tour di sekolah-sekolah di Indonesia saat ini memiliki beberapa variasi, namun belum sepenuhnya sesuai dengan pengertian, fungsi, dan tujuan idealnya. Secara umum, study tour dipahami sebagai kegiatan kunjungan dan pembelajaran di luar kelas atau lingkungan sekolah. Namun, tujuan study tour sering kali belum sepenuhnya terarah pada capaian pembelajaran yang spesifik dan terukur. Beberapa sekolah telah melakukan perencanaan dan persiapan yang cukup matang, seperti menyusun tujuan, memilih lokasi, mengatur logistik, dan menginformasikan kepada orang tua. Namun, masih ada praktik yang kurang memperhatikan keterkaitan antara study tour dengan kurikulum dan capaian pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya, beberapa sekolah telah melakukan berbagai aktivitas edukatif selama study tour, seperti observasi, wawancara, eksplorasi, dan presentasi. Namun, masih ada sekolah yang lebih menekankan sisi rekreatif atau hiburan semata, sehingga potensi pembelajaran kurang optimal. Akibatnya, kaitan antara study tour dan pembelajaran di kelas menjadi kurang jelas. Secara umum, praktik penyelenggaraan study tour di sekolah-sekolah di Indonesia masih perlu ditingkatkan agar lebih sesuai dengan pengertian, fungsi, dan tujuan yang ideal.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas study tour di Indonesia antara lain sebagai berikut. Pertama, memperjelas tujuan Study Tour. Tujuan study tour harus terintegrasi dengan kurikulum dan capaian pembelajaran. Setiap kegiatan yang dilakukan selama study tour harus memiliki tujuan yang jelas dan terukur, yang mendukung pencapaian kompetensi siswa.

Kedua, meningkatkan perencanaan dan persiapan: Perencanaan yang matang sangat penting untuk keberhasilan study tour. Hal ini termasuk menyusun panduan observasi, penugasan, serta menyiapkan segala kebutuhan logistik. Selain itu, penting untuk melibatkan orang tua dalam perencanaan agar mereka memahami tujuan dan manfaat study tour.

Ketiga, merancang aktivitas edukatif.  Aktivitas yang dilakukan selama study tour harus dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat edukatif dan mendorong keterlibatan aktif peserta didik. Misalnya, siswa dapat diberikan tugas untuk melakukan observasi, wawancara, atau membuat laporan dari hasil kunjungan mereka.

Keempat yang tidak kalah pentingnya yakni melakukan evaluasi dan Refleksi.  Setelah pelaksanaan study tour, penting untuk melakukan evaluasi dan refleksi yang komprehensif. Hal ini bertujuan untuk mengaitkan pengalaman study tour dengan pembelajaran di kelas serta mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.

Untuk mengatasi persoalan penyelenggaraan study tour di Indonesia agar sesuai dengan maksud dan tujuan serta terhindar dari ekses negatif, diperlukan langkah-langkah dan kebijakan dari berbagai pemangku kepentingan. Misalnya, Kemendikbudristek segera menetapkan panduan/pedoman nasional terkait penyelenggaraan study tour yang komprehensif dan mengacu pada tujuan pembelajaran. Selain itu, memberikan pelatihan dan bimbingan teknis bagi sekolah dan guru dalam merancang serta mengelola program study tour yang efektif.